tag:blogger.com,1999:blog-20774832016367204282024-02-02T07:18:15.011-08:00Ahmad Zuhdi, M.AAhmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-79323355102910051262011-08-12T19:13:00.001-07:002011-08-12T19:15:00.194-07:00<div class="ii gt" id=":xe"><div id=":wc"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Kata Pengantar</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">DR. Y. Sonafist, M.Ag</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Ketua STAIN Kerinci.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam konteks pembangunan suatu bangsa, pembangunan sumber daya manusia memiliki peran yang sangat strategis di tengah-tengah pembangunan sumber daya lain. Berkaitan dengan SDM, pembangunan pendidikan perlu mendapat prioritas dari semua aspek pembangunan yang dilakukan oleh Negara atau bangsa. Dalam rangka pembangunan SDM, pendidikan itu harus bermutu. Mutu yang disertai dengan pembangunan akhlak mulia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Untuk mensinergikan keinginan dan harapan besar pendidikan, tentu tidak terlepas dari pembinaan akhlak. Pembinaan akhlak bagi setiap muslim adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus. Baik dengan cara melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun orang lain. Hidup di tengah krisis kehidupan sekarang ini, pembinaan akhlak memang harus lebih gencar dilakukan. Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa berbagai kerusakan dan kejahatan yang terlah terjadi sampai saat ini akibat manusia tidak lagi memegang dan mengamalkan akhlak yang baik. Kapitalisme dan hedonisme yang menginvasi kawasan muslim betul-betul telah berdampak buruk. Ditambah lagi kurangnya perhatian masyarakat Islam sendiri terhadap pendidikan atau pembinaan akhlak. </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Akhlak adalah cermin tingkah laku manusia. Akhlak menjadi standar kelayakan manusia untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Akhlak mulia adalah anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada para hamba-Nya. Manusia yang berakhlak mulia ibarat mutiara yang bersinar dalam kegelapan. Ia bak pohon yang tumbuh dan berbuah, kemudian buahnya dapat bermanfaat bagi yang memakannya. Akhlak juga diibaratkan sebagai air yang jernih dan suci, yang bisa menyucikan dan memberi banyak manfaat bagi makhluk hidup. Bahkan, dalam konteks yang lebih luas, akhlak memiliki peranan penting dalam terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.Akhlak menjadi ikon determinan dalam proses kemajuan bangsa, negara, dan agama. Oleh karena itu, upaya pembinaan akhlak mulia adalah suatu keniscayaan yang harus terus dilakukan, kapan saja dan di mana saja.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Tingkah laku seseorang yang diukur dengan norma yang dianut menentukan nilai kepribadian orang tersebut. Ciri dari kepribadian adalah lahirnya sifat-sifat maupun perbuatan-perbuatan yang baik (terpuji), dan sifat atau perbuatan tersebut dapat dibentuk walaupun menumbuhkan waktu yang cukup lama. Tumbuhnya sifat atau perbuatan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, lingkungan (alam sekitarnya), keluarga, masyarakat dan sebagainya. Tingkah laku seseorang yang diukur dengan norma yang dianut menentukan nilai kepribadian orang tersebut. Ciri dari kepribadian adalah lahirnya sifat-sifat maupun perbuatan-perbuatan yang baik (terpuji), dan sifat atau perbuatan tersebut dapat dibentuk walaupun menumbuhkan waktu yang cukup lama. Tumbuhnya sifat atau perbuatan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, lingkungan (alam sekitarnya), keluarga, masyarakat dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Berhadapan dengan arus pragmatism yang sangat kuat saat ini, tujuan pendidikan yang harus mampu meningkatkan daya pikir dan kepedulian terhadap sesama inilah yang agaknya justru semakin jauh kita tinggalkan. Disinilah perlunya muatan pendidikan karakter dan budaya yang sifatnya tidak hanya teoritik tetapi juga praktik dilakukan. Pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantoro telah memberikan falsafahnya yang sangat dalam maknanya untuk kita: <i>Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani</i>. Saatnya slogan ini menjadi falsafah yang menjadi ruh pendidikan di Indonesia, menjadi simbolisme pendidikan di Indonesia, menjadi konsep pendidikan moral dan karakter bangsa.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Negara Indonesia merupakan bangsa multietnik dan multikultural. Sampai saat ini, tercatat ada lebih dari 500 etnik yang menggunakan lebih dari 250 bahasa (Suryadinata, 1999). Masing-masing etnik tidak berdiri sebagai entitas yang tertutup dan independen, tetapi saling berinteraksi satu sama lain dan saling bergantung serta saling memengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial yang terbentuk dengan keberagaman ini memerlukan suatu pemahaman lintas budaya dan rasa percaya pada setiap pihak yang terlibat dalam interaksi itu. Hal ini merupakan modal sosial bagi terbentuknya suatu hubungan antar etnik dan antar budaya yang sehat, sejahtera, dan maju. </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Negara Republik Indonesia, memiliki sesanti Bhineka Tunggal Ika sebagai sum-sum untuk menyatukan keberagaman bangsa Indonesia, berarti sebenarnya kita juga mampu menunggalkan karakter pendidikan baik secara nasional maupun lokal, misalnya dengan mengedepankan moral, rasa kebersamaan, gotong royong dan kecintaan terhadap lingkungan yang terbingkai dalam pluralisme. Itu artinya pendidikan tidak hanya memberikan bekal pengetahuan dan kepandaian otak semata, namun juga harus mampu memberikan bekal untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kepada saudara Ahmad Zuhdi, MA dan ibu Dede Rohaniawati, M.Pd, saya mengucapkan selamat dan terima kasih, dan kepada pembaca saya himbau agar kita semakin membumikan konsep dan nilai-nilai Islam dalam prilaku kita sehari-hari sehingga bermanfaat bagi bangsa dan Negara kita yang saat ini sedang menuju tinggal landas. Penghargaan kepda nilai-nilai luhur bangsa, agama dan etika (akhlak mulia) sangat di perlukan saat bangsa kita sedang membangun dan memasuki era globalisasi yang sangat kompetitif ini.</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Untuk itu kita sangat berharap adanya Kurikulum Terpadu. Sehinga mampu Membuat pendidikan karakter dengan akhlak mulia bagian integral dari kurikulum di semua tingkatan kelas. Mengambil sifat-sifat dari pengalaman yang telah ada. Pilihan dalam menghubungkan dan menyatukan persepsi mereka menerima pengetahuan sebagai bekal dan persiapan masa depan mereka. Mengembangkan metode yang lebih cocok dan sesuai dengan tuntutan zaman yang bernuansakan agama.<br />
<br />
Sungai Penuh, ..... Agustus 2011<br />
<br />
DR. Y. Sonafist, M.Ag.</div></div></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-8653082557952680852011-08-12T19:05:00.000-07:002011-08-12T19:06:56.737-07:00<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>AHMAD ZUHDI, MA</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>DEDE ROHANIAWATI, M.Pd</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>MEMBANGUN KARAKTER PENDIDIKAN</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>DENGAN AKHLAK MULIA</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b>Editor</b></div><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">M. Liwa Irrubai, S.Ag, M.Pd</span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b>MEMBANGUN KARAKTER PENDIDIKAN</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b>DENGAN AKHLAK MULIA</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
<br />
<u>Oleh</u></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b>AHMAD ZUHDI, M. A</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b>DEDE ROHANIAWATI, M.Pd</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
<br />
<br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Diterbitkan Oleh Stain Kerinci Press</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Jl. Pelita IV Sungai Penuh </div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotocopy, rekaman dan lain-lain dari penulis</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Cetakan Pertama, Agustus 2011</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Desain cover, Mulyadi,MA</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Dicetak Oleh Shabrina Offset</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">ISBN : 978-602-99313-4-1</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Membangun Karakter Pendidikan Dengan Akhlak Mulia/ Ahmad Zuhdi, M. A. Dede Rohaniawati, M.Pd : Editor, M. Liwa Irrubai, M.Pd</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">-Ed. 1-Cet.1.Sungai Penuh : Stain Press 2011</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">Xi, 134 hlm, : 22 cm</div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ISBN: 978-602-99313-4-1</span></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: left;"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
<br />
<br />
<b><span style="line-height: 150%;">Kata Pengantar</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;"> </span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;">Belumlah terlambat, kita mencari solusi terbaik untuk menemukan tujuan hakiki pendidikan, yang mampu melahirkan manusia yang berkarakter akhlak mulia, juga belum tertutup waktu dan kesempatannya. Indonesia yang kita kenal memiliki bermacam seni dan budaya, apalagi memiliki keyakinan agama yang mantap jelas sekali memberi kemudahan dalam membimbing dan mendidik mereka. Kita sadar bahwa Memasuki abad ke XXI atau milenium ketiga dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai masalah pelik yang apabila tidak segera diatasi secara tepat tidak mustahil dunia pendidikan akan ditinggal oleh zaman, kesadaran akan tampilnya dunia pendidikan dalam memecahkan dan merespon berbagai tantangan baru, yang timbul pada setiap zaman adalah suatu hal yang logis, bahkan suatu keharusan hal yang demikian dapat dimengerti, mengingat dunia pendidikan merupakan salah satu pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat, kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa.<br />
Pendidikan merupakan sarana strategi untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;"> Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dan kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi kemajuan beberapa negara di dunia ini merupakan akibat perhatian mereka yang besar dalam mengelola sector pendidikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;">Suatu sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme, sarana prasarana, evaluasi dan pembiayaan. Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini seringkali berjalan apa adanya, alami dan tradisional, karena dilanjutkan tanpa perencanaan konsep yang matang akibat keadaan yang demikian, maka menjadikan mutu pendidikan Islam kurang menggembirakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;">Pembinaan akhlak bagi setiap muslim adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus. Baik dengan cara melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun orang lain. Hidup di tengah krisis kehidupan sekarang ini, pembinaan akhlak memang harus lebih gencar dilakukan. Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa berbagai kerusakan dan kejahatan yang telah terjadi sampai saat ini akibat manusia tidak lagi memegang dan mengamalkan akhlak yang baik. Kapitalisme dan hedonisme yang menginvasi kawasan muslim dan dunia pendidikan betul-betul telah berdampak buruk. Ditambah lagi kurangnya perhatian masyarakat Islam sendiri terhadap pendidikan atau pembinaan akhlak. Pada hakekatnya pembinaan akhlak merupakan pembinaan yang dilakukan seseorang atas dirinya sendiri dengan tujuan jiwanya bersih dan perilakunya terkontrol. Akhlak adalah cermin tingkah laku manusia. Akhlak menjadi standar kelayakan manusia untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Akhlak mulia adalah anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada para hamba-Nya. Manusia yang berakhlak mulia bermakna telah membangun karakter hidup, sebagaimana layaknya manusia yang di sanjung oleh Allah Sang <i>Khaliq.</i> Yang bermartabat dan berwibawa.<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;">Indonesia yang selama ini dikenal dengan bangsa yang memiliki dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, yang tidak hanya berlaku pada lembaga pendidikan agama, tetapi juga pada lembaga pendidikan umum. Tujuannya adalah supaya anak bangsa ini memang benar-benar dapat merialisasikan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan Negara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="line-height: 150%;"> Wassalam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penulis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left;"><b><span style="line-height: 150%;">DAFTAR ISI</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">KATA PENGANTAR KETUA STAIN i</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">KATA PENGANTAR ii</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">DAFTAR ISI iii</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">PENDAHULUAN 1</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB I MENGENAL PENDIDIKAN</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Pengertian Pendidikan 9</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Hakikat Pendidikan 17</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Fenomena Pendidikan 19</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB II PERSFEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Pengertian Pendidikan Agama Islam 21</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Dasar Pendidikan Agama Islam 23</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Sumber Pendidikan Agama Islam 27</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">D. Fungsi Pendidikan Agama Islam 31</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">E. Tujuan Pendidikan Agama Islam 36</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">F. Kurikulum Pendidikan Agama Islam 42</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB III KARAKTER PENDIDIKAN DENGAN NILAI AGAMA</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Pembinaan Nilai-nilai Agama Islam 52</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Tujuan Pembinaan Nilai-nilai Agama Islam 57</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Materi Pembinaan Nilai-nilai Agama Islam 58</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">D. Metode Pembinaan Nilai-nilai Agama Islam 67</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">E. Evaluasi Pembinaan Nilai-nilai Agama Islam 72</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB IV FENOMENA PENDIDIKAN NILAI DI SEKOLAH</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Sekolah Sebagai Jalur Pendidikan Formal 76</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Korelasi Nilai dengan Sekolah 78</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Pengembangan Pendidikan Nilai di Sekolah 82</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">D. Pendidikan Islam dalam Kegiatan Ekstrakurikuler 88</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB V EKSISTENSI LINGKUNGAN TERHADAP PENDIDIKAN NILAI</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Peranan Guru dalam Pendidikan Nilai 92</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Peran Kepala sekolah dalam Pendidikan Nilai 94</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Peran Murid dan Orang Tua dalam Pendidikan Nilai 97</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">D. Peran Masyarakat dan Keluarga dalam Pendidikan Nilai 100</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB VI ESENSI AKHLAK MULIA</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">A. Akhlak Mulia dan Bentuk-bentuknya 101</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">B. Ruang Lingkup Akhlak Mulia 106</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">C. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Akhlak Mulia 114</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="line-height: 150%;">BAB VII PENUTUP</span></b><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-92159418459633737402011-07-28T19:40:00.000-07:002011-07-28T20:37:54.854-07:00Nilai Mahasiswa<a href="http://akademisi.files.wordpress.com/2011/07/kementerian-agama4.doc"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;"><span style="color: red;">STAIN KERINCI (Semester Genap TA 2010-2011)</span></span></b></span></a><br />
<br />
<a href="http://akademisi.files.wordpress.com/2011/07/stit.doc"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;"><span style="color: red;">STIT YPI (Semester Genap TA 2010-2011)</span></span></b></span></a>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-34808319051290412012011-07-28T19:23:00.001-07:002011-07-28T19:23:38.732-07:00KEBAHAGIAAN DAN KEINDAHAN BULAN SUCI RAMADHAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:ApplyBreakingRules/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal">Pengenalan</li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-size: 10pt;">.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span> </span>“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”,(QS. Al-Baqarah : 183 )</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN">Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa. Bulan yang ditunggu-tunggu pecinta surga. Pernahkan kita berpikir mengapa demikian,? Hal tersebut karena pada bulan ini <span style="color: #222222;">pintu-pintu surga dibuka, </span>pintu-pintu ibadah, amal, dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Ilahi terbuka lebar, <span style="color: #222222;">pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu. Bulan dimana dijanjikan oleh_Nya </span>rahmat (karunia), maghfirah (ampunan), dan itqun min al-nar (pembebasan dari api neraka). Puasa akan membangunkan hati Mukmin yang ‘tertidur’ merasa selalu diawasi Allah sehingga mencegah kemungkaran. Perut yang kenyang dapat memandulkan perasaan sehingga menjadikan hati keras, menyuburkan sikap liar, dan maksiat kepada Allah dan sesama manusia tetapi dengan puasa kita dapat merasakan kelaparan sesama sehingga menimbulkan empati bagi sesama dan solidaritas sesama muslim. Betapa indahnya bulan ini yang merupakan wahana memupuk solidaritas antar umat manusia. Dan pada akhir bulan keutamaannya disempurnakan dengan kewajiban membayar zakat fitrah sebagai manifestasi puncak solidaritas sosial tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Betapa mulianya bulan ini, dimana di dalamnya Allah yang Maha Pemurah menjadi lebih pemurah lagi. Dilipatkangandakan-Nya perhitungan pahala orang yang berbuat kebajikan. Siapa saja yang melakukan ibadah sunnah dihitung melakukan kewajiban dan yang melakukan kewajiban dilipatkangandakan pahalanya. Sesungguhnya engkau akan dinaungi bulan yang senantiasa besar lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Ramadhan adalah bulan sabar dan sabar pahalanya surga. Ramadhan adalah bulan pemberian pertolongan dan bulan Allah menambah rezeki orang Mukmin. (HR al-Bukhari dan Muslim).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Makna Puasa (Ramadhan)</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Apa yang akan kita peroleh dari bulan yang mulia ini tergantung pada diri kita masing-masing. Semuanya tentu berpulang pada bagaimana kita memaknai puasa Ramadhan itu sendiri. Bila puasa dimaknai sekadar tidak makan dan minum serta tidak melakukan yang membatalkan puasa, tentu hanya itu pula yang bakal didapat. Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan betapa banyak orang yang menghidupkan malam tidak mendapatkan apa-apa kecuali begadangnya saja. Apakah itu pilihan kita saudaraku?? Tentu tidak. Puasa harus dimaknai lebih dari sekedar itu, puasa adalah amal ibadah dimana didalamnya penuh dengan kebaikaan, kebajikan dan berkah dimana kita harus senantiasa menjaga ibadah puasa kita dari perkara-perkara yang sia-sia. Mau melewatkan waktu selama Ramadhan dengan sia-sia atau meraih keutamaan-keutamaannya adalah tergantung kemauan dan pilihan kita.</span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kata puasa berasal dari Bahasa Sansekerta. Menurut Bahasa Arab, puasa berasal dari kata shaum atau shiam. Menurut Bahasa Indonesia, puasa artinya menahan diri. Kata menahan diri mencakup beberapa makna, seperti menahan diri tidak makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami istri selama waktu tertentu. Puasa sendiri dikenal oleh seluruh bangsa di dunia, seperti Indonesia, Mesir kuno, Tionghoa, Tibet, Arab, dan sebagainya, juga dilakukan oleh hampir seluruh penganut agama, baik Katholik, Kristen, Hindhu ataupun Budha.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Nilai-Nilai Pendidikan dalam bulan Ramadhan</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Puasa, bukan sekedar kewajiban tahunan, dengan menahan lapar dan berbuka, kemudian setelah itu hampir tidak berbekas dalam jiwa ataupun dalam perilaku dalam bersosialisasi di masyarakat, namun puasa lebih kepada kewajiban yang mampu menggugah moral, akhlak, dan kepedulian kepada hal social kemasyarakatan. Puasa merupakan kewajiban yang universal, dan sebagai orang yang beragama Islam, maka perlu diyakini bahwa puasa merupakan kewajiban yang disyariatkan untuk setiap muslim/mukmin, seperti layaknya sebagai umat dari Nabi Muhammad SAW.</span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Puasa, merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat untuk tetap mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Namun, apapun yang diperbuat di bulan puasa ini, semuanya kembali kepada kesadaran diri masing-masing, untuk memahami makna puasa, dan makna-makna lain yang akan menentukan sikap dan perilaku diri ke depan setelah berlalunya bulan puasa. Oleh karena itu, apa yang sampai di mata dan telinga Allah, adalah niat, maka hati dan pikiran kita untuk menjalankan ibadah puasa, bukan penampilan lahiriah atau materi peribadatan yang dilakukan</div><div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b>Indah dan Nikmatnya Ramadhan</b></span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, bulan penuh berkah, dan segala amal baik umat-Nya di dunia akan dibalas berlipat ganda oleh Tuhan. Semangat untuk menjalankan ibadah puasa, mampu membentuk karakter untuk memperbanyak amal kebajikan maupun amal ibadah spiritual dalam diri. Selain itu, bulan puasa merupakan bulan yang dapat digunakan untuk membuat mental menjadi tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnyaBulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, bulan penuh berkah, dan segala amal baik umat-Nya di dunia akan dibalas berlipat ganda oleh Tuhan. Semangat untuk menjalankan ibadah puasa, mampu membentuk karakter untuk memperbanyak amal kebajikan maupun amal ibadah spiritual dalam diri. Selain itu, bulan puasa merupakan bulan yang dapat digunakan untuk membuat mental menjadi tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berikut ini adalah cara-cara memaknai Ramadhan yang disampaikan oleh Syaikh Dr. Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili pada malam Jum’at 27 Sya’ban 1423 H di Masjid Dzun Nurain Madinah, yang berjudul ‘Agar Ramadhan Kita Bermakna Indah’ .</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara Pertama Memaknai Ramadhan : Bertawakal kepada Allah Ta’ala</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Dalam menyambut kedatangan musim-musim ibadah, seorang hamba sangat membutuhkan bimbingan, bantuan dan taufik dari Allah ta’ala. Cara meraih itu semua adalah dengan bertawakal kepada-Nya.”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara Kedua Memaknai Ramadhan: Banyak Bertaubat Sebelum Ramadhan Tiba</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Banyak sekali dalil yang memerintahkan seorang hamba untuk bertaubat, di antaranya: firman Allah ta’ala:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,(QS. At.Tahrim. 8 ).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kita diperintahkan untuk senantiasa bertaubat, karena tidak ada seorang pun di antara kita yang terbebas dari dosa-dosa. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan isnadnya oleh Syaikh Salim Al Hilal)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara Ketiga Memaknai Ramadhan : Membentengi Puasa Kita dari Faktor-Faktor yang Mengurangi Kualitas Pahalanya</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sisi lain yang harus mendapatkan porsi perhatian spesial, bagaimana kita berusaha membentengi puasa kita dari faktor-faktor yang mengurangi keutuhan pahalanya. Seperti menggunjing dan berdusta. Dua penyakit ini berkategori bahaya tinggi, dan sedikit sekali orang yang selamat dari ancamannya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatannya, maka niscaya Allah tidak akan membutuhkan penahanan dirinya dari makanan dan minuman (tidak membutuhkan puasanya).” (HR. Bukhari)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara <span> </span>Keempat Memaknai Ramadhan : Memprioritaskan (Menyempurnakan) Amalan yang Wajib</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hendaknya orang yang berpuasa itu memprioritaskan amalan yang wajib. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah amalan-amalan yang wajib. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam suatu hadits qudsi, bahwa Allah ta’ala berfirman:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
“Dan tidaklah seseorang mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada amalan-amalan yang Ku-wajibkan.” (HR. Bukhari)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seandainya kita termasuk orang-orang yang amalan sunnahnya tidak mampu diperbanyak pada bulan puasa, maka setidaknya kita berusaha untuk memelihara shalat lima waktu dengan baik, dikerjakan secara berjamaah di masjid (bagi pria), serta berusaha sesegera mungkin berangkat ke masjid sebelum adzan dikumandangkan. Sesungguhnya menjaga amalan-amalan yang wajib di bulan Ramadhan adalah suatu bentuk ibadah dan taqarrub yang paling agung kepada Allah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sungguh sangat memprihatinkan, tatkala kita dapati orang yang melaksanakan shalat tarawih dengan penuh semangat, bahkan hampir-hampir tidak pernah absen, namun yang disayangkan, ternyata dia tidak menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah. Terkadang bahkan tidur, melewatkan shalat wajib dengan dalih sebagai persiapan diri untuk shalat tarawih!!? Ini jelas-jelas merupakan suatu kejahilan dan bentuk peremehan terhadap kewajiban! Sungguh hanya mendirikan shalat lima waktu berjamaah tanpa diiringi dengan shalat tarawih satu malam, lebih baik daripada mengerjakan shalat tarawih atau shalat malam, namun berdampak menyia-nyiakan shalat lima waktu. Bukan berarti kita memandang sebelah mata terhadap shalat tarawih, akan tetapi seharusnya seorang muslim menggabungkan kedua-duanya; memberikan perhatian khusus terhadap amalan-amalan yang wajib seperti shalat lima waktu, lalu baru melangkah menuju amalan-amalan yang sunnah seperti shalat tarawih.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara <span> </span>Kelima Memaknai Ramadhan: Berusaha untuk Mendapatkan Lailatul Qadar</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setiap muslim di bulan berkah ini berusaha untuk bisa meraih lailatul qadar. Dialah malam diturunkannya Al-Qur’an (QS. Al-Qadar: 1, dan QS. Ad-Dukhan: 3), dialah malam turunnya para malaikat dengan membawa rahmat (QS. Al-Qadar: 4), dialah malam yang berbarakah (QS. Ad-Dukhan: 3), dialah malam yang lebih utama daripada ibadah seribu bulan! (83 tahun plus 4 bulan) (QS. Al-Qadar: 3).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Barang siapa yang beribadah pada malam ini dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh-Nya (HR. Bukhari dan Muslim).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Cara <span> </span>Keenam Memaknai Ramadhan: Jadikan Ramadhan Sebagai Madrasah untuk Melatih Diri Beramal Saleh, yang Terus Dibudayakan Setelah Berlalunya Bulan Suci Ini</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Bulan Ramadhan ibarat madrasah keimanan, di dalamnya kita belajar mendidik diri untuk rajin beribadah, dengan harapan setelah kita tamat dari madrasah itu, kebiasaan rajin beribadah akan terus membekas dalam diri kita hingga kita menghadap kepada YangMahaKuasa.Jangan sampai amal ibadah kita turut berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Kebiasaan kita untuk berpuasa, shalat lima waktu berjamaah di masjid, shalat malam, memperbanyak membaca Al-Qur’an, doa dan zikir, rajin menghadiri majelis taklim dan gemar bersedekah di bulan Ramadhan, mari terus kita budayakan di luar Ramadhan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Allahta’alamemerintahkan:“Dan sembahlah Rabbmu sampai ajal datang kepadamu.” (QS. Al-Hijr: 99)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Semoga kita tergolong orang-orang yang mampu menikmati keutamaan Ramadhan dan memperoleh hikmahnya, khususnya hikmah lailatul qadar.<br />
Ciri utama diterimanya puasa kita di bulan Ramadhan dan tanda terbesar akan keberhasilan kita meraih lailatul qadar adalah berubahnya diri kita menjadi lebih baik daripada kondisi sebelum Ramadhan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di antara hikmah dirahasiakannya waktu lailatul qadar adalah:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">- Agar amal ibadah kita lebih banyak. Sebab dengan dirahasiakannya kapan waktu lailatul qadar, kita akan terus memperbanyak shalat, dzikir, doa dan membaca Al-Qur’an di sepanjang malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan terutama malam yangganjil.<br />
- Sebagai ujian dari Allah ta’ala, untuk mengetahui siapa di antara para hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam mencari lailatul qadar dan siapa yang bermalas-malasan serta meremehkannya (Majaalisu Syahri Ramadhaan, karya Syaikh al-’Utsaimin hal: 163)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka seharusnya kita berusaha maksimal pada sepuluh hari itu; menyibukkan diri dengan beramal dan beribadah di seluruh malam-malam itu agar kita bisa menggapai pahala yang agung itu. Mungkin saja ada orang yang tidak berusaha mencari lailatul qadar melainkan pada satu malam tertentu saja dalam setiap Ramadhan dengan asumsi bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal ini atau itu, walaupun dia berpuasa Ramadhan selama 40 tahun, barangkali dia tidak akan pernah sama sekali mendapatkan momen emas itu. Selanjutnya penyesalan saja yang ada…</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan teladan:<br />
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika memasuki sepuluh (terakhir Ramadhan) beliau mengencangkan ‘ikat pinggangnya’, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Penutup.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV">Semoga saja pamaparan diskusi ini bermanfaat buat kita. Segala kekuran tentunya mohon banyak maaf.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-41936452745097967852011-06-10T18:46:00.000-07:002011-06-10T18:50:35.576-07:00HAMBA HAMBA ALLAH YANG BERKUALITAS<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah taala, diatas limpahan rahmat dan kurnianya buat kita semua, sehingga masih dapat menunaikan tugas kita sebagai hambanya, yakni shalat berjamaah di ruangan yang mulia ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Selawat dan salam hanya dilimpahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai ikutan dan teladan kita serta harapan kita untuk mendapat safaatnya di hari kiamat kelak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Di dunia selama diberikan kehidupan oleh Allah SWT, seseorang boleh saja menjadi kaya atau miskin, menjadi pemimpin atau yang dipimpin, raja atau rakyat biasa dan sebagainya sepanjang beriman, maka tidak akan menjadi orang-orang yang merugi. Namun dalam kondisi apapun juga orang tidak boleh hidup dalam kekafiran, karena akan menjadi orang-orang yang merugi. Dengan menjadi orang beriman sangat banyak petunjuk Allah SWT, yang bila dikerjakan secara patuh dan benar, maka jalan untuk mencapai kondisi yang diinginkan atau dicita-citakan akan terbuka luas. Kegagalan memang dapat terjadi, namun bukanlah karena Allah SWT, sebagaimana di firmankanNya dalam surat Ali Imran ayat 117 :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ </span><span lang="AR-SA">(١١٧)</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB">Artinya: Allah tidak menganiaya mereka, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri</span></i><span lang="EN-GB">.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB">Seseorang dikatakan menganiaya dirinya sendiri jika memilih jalan hidup bertentangan dengan petunjuk Allah SWT. Baik petunjuk tentang kehidupan duniawiyah semata-mata, maupun petunjuk kehidupan duniawiyah untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan akhirat sebagai orang-orang yang beruntung. Sejalan dengan itu Allah SWT berfirman :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ (١٤٥)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span lang="EN-GB">“Barang siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan pahala kepadanya, dan barang siapa yang menginginkan pahala di akhirat Kami berikan pula pahala kepadanya”(QS>Ali Imran : 145 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB">Firman Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa manusia boleh berusaha menjadi orang-orang yang berkualitas duniawiyah saja, maka Allah akan memberikannya sukses material. Manusia juga boleh berusaha menjadi orang berkualitas dua-duanya duniawiyah berupa jasmaniah dan rohaniah, maka Allah akan memberikan sukses material dan spritual sebagai orang-orang yang pandai mensyukuri nikmatNya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Kemampuan bersyukur itu bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkat kualitas iman seseorang. Yang dimaksud dengan Iman adalah : kepercayaan, keyakinan sepenuhnya, mempercayai dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan tindakan segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari Allah. sabda Rasulullah SAW :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB">“Iman adalah pengakuan dalm hati, ucapan dengan lisan dan pengamalan dengan tindakan”.( HR: Muslim ).</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB">Untuk menjadi hamba-hamba Allah yang berkualitas, bila kita mau kembali kepada konsep ajaran Islam, sangatlah mudah dan sederhana. Namun kemudahan dan kesederhanaan itu dianggap remeh oleh manusia. Karena mereka lebih menuruti kemauan iblis dan syaitan ketimbang kemauan Allah dan Rasulnya. Hamba Allah yang berkualitas, adalah mereka yang takut akan siksaan Allah dan selalu berdoa untuk dijauhkan dari siksaanNya, mereka juga sederhana dalam membelanjakan hartanya dan mereka juga bebas dari perbuatan syirik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Selain dari itu, hamba-hamba Allah yang berkualitas juga memiliki ciri-ciri :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Bertaubat dan beramal shaleh, </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dalam quran surat al-Furqan ayat 71, Allah berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (٧١)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB">“Artinya Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat sebenarnya”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Tidak berdusta dan tidak memberikan kesaksian palsu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat Furqan ayat 72: yang artinya”<i>Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbauatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Siap menerima teguran, kritikan yang membangun dan nasehat-nasehat dari sesama muslim.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Firman Allah :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 54pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (٧٣)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 54pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta”( al-Furqan : 73 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dengan penjelasan yang sederhana diatas, mudah-mudahan menjadi peringatan dan pelajaran buat kita semua. Mari kita bangun nilai-nilai hidup yang Islami, untuk menatap masa depan umat yang cemerlang tanpa ada yang merusak perasaan, pikiran dan kepribadian dirinya sendiri. Wujudkan semangat dan ruh Islam, yang mampu memapah ketika susah dan dan tersenyum disaat mendapat rahmat, gembira dan bersyukur ketika Allah berikan kepercayaannya.</span></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-63982182694502796762011-03-20T18:50:00.000-07:002011-03-20T18:50:36.025-07:00PROFIL KH ABD AKRIM JAMAK<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:ApplyBreakingRules/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 45pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 45pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="EN-GB">A.<span> </span>Riwayat Hidup.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Kh. Abd. Karim Jamak merupakan seorang da’i dan juga pemikir Islam moderat di Kerinci. Beliau terkenal dengan sikap keterbukaannya dalam memaparkan Islam sebagai agama yang mesti dianut oleh semua manusia yang hidup dibumi Allah ini. Tanpa membedakan warna kulit, suku dan bangsa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Beliau dilahirkan di desa Tanjung Rawang, kecamatan Hamparan Rawang, kabupaten Kerinci pada tahun 1906 M bertepatan<span> </span>12 Rabiul Awal 1326 H. dari pasangan kedua orang tuanya Tengku Muhammad Jum’at (ayah) dan Hj. Sa’minah binti Muhammad. Beliau adalah anak yang pertama dari delapan bersaudara. Dan beliau di didik dalam sebuah keluarga yang taat beragama dengan ilmu fardhu ‘ain dan adab-adab Islam, sebelum beliau mendapat pendidikan di sekolah. Beliau banyak menimba ilmu dari kedua orang tuanya, terutama ilmu-ilmu agama, seperti ilmu fiqh, ilmu tauhid, dan tasawuf serta ibadah. Selain dari ayah dan ibu, beliau turut pula diasuh oleh Kh. Muhammad Thaib yang juga datuknya, serta Kh. Kari Ahmad ( paman ibunya ), beliau juga pernah dibimbing oleh<span> </span>Syekh Muhammad Khatib Kadhi, Hakim Kabupaten Kerinci yang merupakan kakek beliau sendiri.( 1994: 1 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dalam “ Ikhtisar tentang Buya Kh. Abd. Karim Jamak “ diketahui bahwa beliau juga dapat dikatakan seorang ulama otodidag, dengan berbekal pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tua dan dibantu oleh kedua orang datuk dan kakeknya, telah meninggalkan bekas yang mendalam dalam jiwa dan pemikirannya untuk hidup sebagai seorang pejuang yang gigih dan mantap. Kecerdasan dan bakat kepemimpinananya dapat disaksikan sejak usianya masih belasan tahun ( 1994:3 ).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Rialitanya pada usia 15 tahun beliau telah diberi kepercayaan untuk menyumbangkan ilmu beliau pada masyarakat, sebagai tenaga pengajar pada mushalla-mushalla dengan pelajaran akidah dan tadarus al-Quran. Keuletan, dan kegigihan yang beliau miliki pada usia yang ke 20 tahun oleh pemuka-pemuka adat dan empat jenis dipercayakan memangku jabatan selaku pemangku adat dengan gelar “Timah Daharo Tonggak Negeri Tiang Agama”. Gelar ini beliau sandang sampai akhir hayat beliau. ( 1994:1 ).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Kriatifitas dan kesungguhan dalam mendidik dan membimbing anak asuhannya, harapan dan cita-cita beliau untuk menjadikan Jam’iyyatul Islamiyah dikenal dan bahkan menjadi ikutan banyak orang tercapai. Paling tidak semasa hidup beliau cabangnya di luar negara sudah beliau dirikan, seperti, Singapura, Kuala Lumpur, Berunai Darussalam, Thailand, Madinah, Jeddah, Bosnia, Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Jerman.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Karena itulah ketika beliau wafat(meninggal) dunia pada tanggal 28 April 1996 M, membuat pengikutnya gempar dan tidak percaya bahwa tuan gurunya telah meninggal dunia. Sehingga disaat upacara pemakaman jenazah beliau ribuan pengikutnya, dari berbagai penjuru tanah air dan luar negeri berkumpul di mesjid beliau. Pengikutnya mengiringi pemergian beliau dengan perarakan yang besar-besaran, suatuhal yang belum pernah terjadi di kabupaten Kerinci, bila seorang ulama yang meninggal dunia diiringi oleh sekian banyak jamaahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Pendidikan dan Pekerjaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Dalam memperdalam ilmu keislaman dan pengetahuan ternyata memang pendidikan formal adalah sarana dan media yang lebih tepat dan sesuai, selain pasilitas yang mencukupi ditambah pula pendidik atau guru yang memeiliki disiplin ilmu yang berbeda pula. Tetapi lainhalnya dengan pendidikan yang dimiliki oleh seorang ulama yang terkemuka dan terkenal ini, beliau hanya memperoleh pendidikan dari kedua orang tuanya dan juga datuk dan pamannya. Karena beliau lahir dalam keluarga yang memang berbasiskan Islam, maka tidak sulit bagi beliau untuk menekuni ilmu-ilmu yang ada dalam barisan keluarga sendiri. Dan bahkan menurut beliau sendiri belajar pada dasarnya terletak pada kemauan dan keyakinan, sehingga dengan kemauan orang tidak terhalang oleh segala bentuk hambatan, demikian pula dengan keyakinan, jika menuntut ilmu tanpa dibaringi dengan keyakinan maka ilmu tersebut tidak dapat menuntun dan membimbing seseorang ke jalan yang benar. Dalam mendidik orang lainpun beliau senantiasa berfokus pada hadis nabi Muhammad SAW. Karena nabi sendiri menganjurkan agar umatnya senantiasa belajar, bahkan sampai menjelang mati, tanpa terkecuali laki-laki maupun perempuan.</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Sebagai anak pertama beliau juga dibebani tanggung jawab untuk membantu kedua orang tua beliau. Karena adik-adik beliau ada yang sekolah bahkan ada yang Pesantren. Dengan kebijaksanaan, beliau mencoba hidup sebagai nelayan, memasang jaring ( pukat ), memasang lukah, menjala yang dapat menghasilkan, walaupun pekerjaan ini dapat dikatakan berat, namun beliau tetap yakin kepada Allah SWT agar diberkati. Pekerjaan ini beliau tekuni bertahun lamanya, ternyata kesibukan dalam membantu kedua orang tua beliau dalam mencari nafkah, beliau masih saja dapat menyita waktu untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga beliau mendirikan sebuah surau tempat untuk beribadah, shalat, zikir dan sebagainya di pinggir sungai Tanjung Rawang, kemudian karena ada segelintir masyarakat yang tidak senang, beliaupun memindahkan tempat ibadahnya di Muaro Air desa Kumun.( Ali Zuriyat : 01-04- 2004 )</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Kemudian tanggung jawab beliau sebagai warga negarapun tidak dilepaskan begitu saja, hal ini dibuktikan sewaktu agresi Belanda kedua terhadap negara Republik Indonesia. Maka dari tanggal<span> </span>25 April sampai dengan 27 Desember 1949 ikut berjuang dengan kompi pertempuran Kerinci, pimpinan Letnan Dua Muradi, dengan tugas selaku penasehat aktif pada kompi tersebut.( 1994 : 1 )</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Semenjak tahun 1949, beliau mulai dikunjungi dan didatangi oleh orang-orang yang ingin mempelajari ajaran agama Islam. Para pengunjung dari hari ke hari bertambah banyak, bukan saja dari daerah kabupaten Kerinci bahkan datangnya dari daerah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat ( Tolihu Ambon ), kemudian para pengunjung terdiri dari para ulama, sarjana, ABRI dan rakyat sipil. Pada tahun 1955 atas kehendak orang banyak yang dipelopori oleh Alamsyah (alm) dan Haji Adnan Arif (alm) memberi nama kelompok pengajian “Urwatul Wusqa” yang diketuai oleh Alamsyah. Kemudian ditunjuk dan dilantik para gurunya, yang terdiri dari: H. Adnan Arif, H. Ahmad, Ustaz M. Nur, Ustaz A. Walid, Ustaz Khatib Arifin dan Kh. Abd. Karim Jamak.( 1999 : 1 ). Melalui karir sebagai pengajar dan tuan guru dalam kelompok Urwatul Wusqa, nama Kh. Abd. Karim Jamak mulai mencuat dan tersohor. Murid-murid beliau kian bertambah, dan datang dari berbagai desa dan daerah. Apa yang beliau ajarkan kepada muridnya cukup berkesan serta mudah dipahami.</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Melihat prestasi mengajar Kh. Abd. Karim Jamak dan penghargaan dari murid-muridnya, membuat kesalah pahaman ( kecemburuan ) internal antara beliau dengan teman-teman yang lain, bukan hanya pada pendidikan dan pengajaran dalam kelompok tersebut, bahkan kepengurusan Urwatul Wusqa pun turut pecah. Sebagaimana pengakuan beliau :“Akhir tahun 1961 merupakan titik awal perpecahan ditingkat pemuka organisasi Urwatul Wusqa, dengan tujuan untuk menyingkirkan beliau dari kelompok tersebut. Pada akhir perpecahan pengurus organisasi mengajukan permohonan kepada pemerintah supaya organisasi Urwatul Wusqa dibubarkan. Oleh pemerintah bersama dengan Pangdam IV Sriwijaya membubarkan<span> </span>organisasi Urwatul Wusqa dengan surat nomor : 031/1963 tanggal 19 April 1963.”( 1994 : 2 ).</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Dengan tersingkirnya beliau, maka beliau bergabung dengan PSII Cabang Kerinci pada bulan Oktober 1964. melihat Kh. Abd. Karim Jamak tuan gurunya bergabung dengan<span> </span>Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), pengikutnyapun bergabung bersama beliau. Dalam partai Serikat Islam Indonesia Cabang Kerinci, beliau dipercayakan dan diangkat memangku jabatan sebagai wakil ketua seksi Syariah wal Ibadah PSII Cabang Kerinci berdasarkan surat nomor 73/PSII/1966 tanggal 18 Agustus 1966.</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Lebih kurang lima tahun, aktifitas beliau dalam PSII kemudian beliau dan pengikut-pengikutnya keluar dari partai tersebut. Pada tahun 1971 tanggal 12 Maret, beliau bersama dengan<span> </span>Mayor Min Harapat selaku ketua Sekber Golkar Kabupaten Kerinci, didirikan pengajian dibawah asuhan dan pembinaan Kh. Abd Karim Jamak dengan nama Jam’iyyatul Islamiah keluarga besar Sekber Golkar.( 1994 : 3 ).</span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Dengan demikian resmilah semua anggota pengajian dibawah asuhan Kh. Abd Karim Jamak diseluruh wilayah Republik Indonesia<span> </span>menggabungkan diri kedalam Sekber Golkar. Berdirinya organisasi baru dibawah pembinaan beliau sendiri, nama beliau semakin dikenali, beliau diundang untuk memberikan pengajian dan tabligh akbar, khususnya dalam wilayah keluarga besar Golkar dan Jam’iyyatul Islamiah. Bagi anggota yang tidak mematuhi kesepakatan tersebut dengan sendirinya bukan anggota Jam’iyyatul Islamiah. </span></div><div class="MsoBlockText"><br />
</div><div class="MsoBlockText"><span lang="EN-GB">Pada tahun 1980, pimpinan Majlis Dakwah Islamiyah Golkar dengan suratnya tanggal 21 Agustus 1980, mengangkat beliau sebagai Muballigh Majlis Dakwah Islamiyah Golongan Karya.( 1994 : 3 ). Tentu dengan adanya kepercayaan yang diberikan tersebut, beliau semakin aktif menjalankan tugasnya sebagai pendakwah dari satu daerah ke daerah lain. Tidak hanya dari satu desa ke desa lain namun beliau turut pula diundang untuk memberikan pengajian dan dakwah ke negara jiran seperti Malaysia, Singapura dan negara-negara lain. Ketika beliau berkunjung ke negara Arab Saudi beliau sempat diundang oleh kerajaan untuk silaturrahmi, demikian juga di Madinah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Keistemewaan Kh. Abd. Karim Jamak.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Bukan suatu hal yang berlebihan bila seorang murid atau jamaah menghormati tuan gurunya. Walaupun dimata masyarakat awam hal itu dianggap tabu. Dari ketabuan itulah muncul predeksi-prediksi yang negatif. Sehingga bisa saja lahir ketidak senangan dan kecurigaan, yang pada saat-saat lain muncul tuduhan yang tidak wajar. Seperti anggapan seseorang bahwa gurunya menggunakan ilmu hitam, sihir dan lain sebagainya. Adanya interpretasi yang demikian mungkin saja dikarenakan kecemburuan sosial, setidak-tidaknya mengapa belajar agama kepada orang yang tidak pernah duduk dalam dunia akademik atau<span> </span>pendidikan formal, itulah yang lumrah ada dimata masyarakat. Sebagai manusia yang diberi akal oleh Allah SWT dan perasaan kemanusiaan tentu segala unsur yang mendatangkan kecurigaan tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang pasti jika tidak mengenal, mengetahui, meneliti serta mengkaji secara objektif. Sehingga bila objektifitas berpikir dikedepankan akan lahirlah sikap saling menghormati, dan menghargai pendapat-pendapat orang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Kh. Abd. Karim Jamak memang memiliki beberapa keistemewaan, keistemewaan itu pada mulanya terjadi dan dapat dilihat orang ketika terjadi peperangan melawan penjajah Belanda beliau bersama dengan sembilan rekannya terkepung di sebuah lumbung padi, Belanda terlihat dari tiga penjuru bersenjata lengkap sedangkan kami hanya memiliki enam karbit yang siap untuk diledakkan, namun tak mungkin kami selamat( Kh. Abd. Karim Jamak ), tetapi beliau berserah diri kepada Allah, akhirnya beliau mampu melompati sebuah lumbung padi ( bilik padoi bahasa Kerinci ) dan terus berlari untuk memancing tentara Belanda. Agar rekan yang lain selamat, lalu ketika itu ada yang mengatakan bahwa beliau bisa terbang. Padahal beliau sendiri membantah dan tidak menerima ucapan itu, walaupun kenyataan waktu itu kelihatan beliau bisa melompati lumbung padi yang lumayan tinggi untuk menghindari serangan dari musuh, itu mungkin berkat pertolongan Allah SWT. Karena dalam al-Quran cukup jelas, bila seorang hamba dekat dengan sang Khaliq tentu ia<span> </span>senantiasa dalam perlindungan-Nya. Meski apapun yang bakal terjadi semua itu telah ada dalam suratan Ilahi, tapi tinggal hambanya yang mengkaji dan mendalami rahasia Ilahi tersebut.(<span> </span>1995 : Sriwijaya Post, Rabu 19 Juli.)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Disisi intelektualitas Kh. Abd. Karim Jamak juga tergolong manusia yang cerdas, hal itu dibuktikan dengan pemahaman beliau tentang ajaran Islam, yang beliau dapatkan dari orang tua dan datuknya perlu diakui. Sungguhpun beliau tidak memiliki tumpukan ijazah/sartifikat serta gelar kesarjanaan sebagaimana gelaran yang dimiliki oleh intelektual modern, namun pola pikir beliau sempat menghebohkan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kerinci. Menurut konsep beliau tentang kewujudan Nabi Muhammad SAW sangat berbeda dengan konsep ulama yang lain. Menurut beliau Muhammad SAW :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Muhammad bin Abdullah ( Nabiyyil Ummi ) telah meninggal dunia,<span> </span>makamnya ada di Madinah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Muhammad ‘Abdi Rasulullah yang tidak laki-laki dan bukan perempuan tidak binasa. (<span> </span>1996 : 143 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Ada</span><span lang="EN-GB"> perbedaan nyata antara seorang yang namanya manusia dengan kerasulan, alasan Kh. Abd. Karim Jamak tidak terlepas dengan firman Allah SWT dalam kitab suci al-Quran.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 1.3pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 18pt;">مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (٤٠)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 36pt 0.0001pt 1.3pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span><i>“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu “( QS.al-Ahzab : 40 )</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span></span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB"><span> </span>Demikian dalam ayat-ayat lain, seperti dalam surah Ali Imran, ayat 144, surah al-Fath ayat 29 dan surah Muhammad ayat 2. Dalam pemahaman “Rasul” bagi Kh. Abd. Karim Jamak jelas sekali bahwa beliau ingin melihat hakikat risalah yang diwahyukan Allah kepada tiap-tiap nabi dan rasul. Dalam al-Quran sendiri juga dikatakan bila Muhammad SAW wafat apakah kalian kembali berpaling dari hukum Allah? Tentu nampak dengan jelas bahwa yang diikuti oleh manusia adalah ajaran yang dibawakan oleh Rasulullah SAW. Jika manusia menyembah Muhammad apakah bukan musyrik namanya? Hal inilah yang diingini oleh Kh. Abd. Karim Jamak, beliau bukan bermaksud menyesatkan orang akan tetapi banyak orang yang belum dapat melihat dengan mata hati. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Dalam khutbah beliau tentang “Haluan Orang Muslim”, pada bagian haluan kepada Nabi, beliau menjelaskan ada 4 haluan: <i>pertama</i>, Kasih akan segala Rasul, <i>kedua</i>, Mengikut segala perkataan Rasul, <i>ketiga</i>, Menjauhi segala yang dibenci Rasul dan <i>keempat</i>, Membaca selawat.( T.th : 8 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Sepertinya Kh. Abd. Karim Jamak memiliki konsep kenabian yang sangat berbeda dengan yang lain. Padahal beliau tidak pernah sedikitpun mengingkari atau menolak kewujudan Nabi Muhammad SAW. Beliau beriman kepada Rasulullah sebagaimana umat nabi Muhammad SAW yang lain. Atau inilah usaha beliau untuk menandingi ulama-ulama yang pernah tersohor beberapa abad yang lampau. Sehingga kedalaman pengetahuan yang dimiliki belum ditemui atau dijumpai oleh yang lain, dengan demikian akan berbaulah penyesatan, sebagaimana layaknya Abdul Husein al Hallaj dan rekannya, demikian pula Syekh Siti Jenar yang tidak mau tunduk dengan hukum tumenggung atau raja yang memerintah dimasanya. Nash al-Quran yang beliau ketengahkan ternyata bertolak belakang dari pemahaman pemikir lain, mereka beranggapan bahwa ayat tersebut tidak sesuai dengan penafsiran yang sebenarnya, lalu setelah ditanya kembali kepada mereka yang menyalahkan tersebut, merekapun juga<span> </span>tidak mempunyai alasan yang kuat, lalu bagaimana tafsiran ayat sesungguhnya. Adanya perbedaan penafsiran ayat al-Quran, apakah bisa dijadikan alasan untuk menuduh orang lain menyebarkan kesesatan? Dan dimana pula letak serta kedudukan ayat-ayat<span> </span>muhkamat dan mutasyabihat. Kesemuanya tercantum dalam al-Quran, untuk dipahami dan diteliti yang<span> </span>tujuannya tidak akan didapati kecuali bagi orang-orang yang berakal.( QS. Ali Imran: 7 ). </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Dengan adanya tuduhan yang dilontarkan terhadap Kh. Abd. Karim Jamak bahwa beliau mengajak orang ke jalan yang sesat, responnya<span> </span>bukan berkurang jamaah yang belajar dengan beliau malah sebaliknya. Apalagi perkara ajaran yang beliau kembangkan tersebut sempat pula dimeja hijaukan. Justru dengan persoalan yang demikian menambah kedewasaan dan kematangan beliau, memang mendakwahkan Islam mau tidak mau mesti sabar. Ternyata keistemewaan yang sangat sederhana beliau miliki ialah <i>sabar.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Menurut Azwar Anas, salah seorang intelektual yang terkemuka, mantan gubernur Sumatera Barat, juga mantan Menteri Perhungan kemudian Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan juga penasehat Jam’iyyatul Islamiyah mengemukakan bahwa: <i>sangat sulit membuka hati seseorang yang dipenuhi oleh sikap permusuhan, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang yang sudah dianggap musuh ( sesat ) maka tidak akan pernah tanpak kebaikan dan kebenaran seseorang itu, maka dengan menanam sifat sabar seperti yang dimiliki oleh Kh. Abd. Karim Jamak, yang senantiasa gigih mendakwahkan Islam terus menjadi ikutan orang sampai saat ini.( 2005 : 22-06 ).</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Uraian singkat tersebut, dapat dipahami bahwa mendakwahkan Islam perlu kesabaran, sabar yang bukan hanya berupa tiori seperti dalam uraian ceramah saja, namun sabar yang dituntut oleh Islam, yakni sabar menerima kritikan, sabar menerima cemoohan, cacian dan penghinaan, dan sabar pula mengembangkan risalah Rasulullah. Sungguh hal tersebut terasa berat namun itulah satu sifat yang diterapkan oleh Rasulullah dalam mengawali dakwahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Al Maududi, seorang politikus dan ulama besar dari daratan Pakistan dalam bukunya “ Tazkiratud du’atil Islam “ menjelaskan :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">“Tidaklah kamu berdakwah dalam arti yang sebenarnya, apabila mengajak<span> </span>jamaah atau ummat Islam berdebat dengan pidato dan mengadakan polimik dalam tulisan, semuanya itu adalah cara yang tidak sopan dan kurang wajar dalam berdakwah, karena keburukannya lebih besar dari kebaikan yang diharapkan. Adapun cara yang benar dan baik dalam berdakwah atau lainnya, hendaklah kamu memberikan contoh teladan yang baik sebagaimana yang kamu dakwahi”.( 1982 : 41)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB">Sebagai pendakwah yang membimbing jamaahnya, Kh. Abd. Karim Jamak lebih mempokuskan perhatiannya untuk mengayomi ummat dengan tidak terlibat dalam polimik, beliau berusaha memberikan teladan yang baik kepada murid dan jamaahnya baik tentang ibadah maupun urusan duniawi. Seperti yang diketengahkan oleh Al-Maududi tersebut. Senada dengan penjelasan diatas, Al-Maududi menambahkan lagi, persiapan juru dakwah yakni dengan memiliki sifat sabar. Sifat sabar yang diperlukan yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Teliti dan tidak tergopoh-gopoh dalam semua tindakan dan bekerja dengan<span> </span>tekun sampai selesai waktunya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Tekad yang kuat, yang tidak dapat digoyahkan oleh hambatan rintangan apapun.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Tidak bersikap pesimis dan putus asa dan tetap bekerja kendatipun hasil yang diharapkan belum tercapai, semua ini tidak akan mematahkan semangatnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Pendiriannya tidak akan digoyahkan sekalipun di hadapi oleh pelbagai kesulitan dan tetap berusaha sampai tujuan tercapai.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Selalu memelihara keseimbangan antara akal dan emosi, akal tetap sebagai pengendali emosi sekalipun menghadapi persoalan yang cukup membangkitkan emosi, dan tetap menghadapinya dengan tenang dan pikiran yang sehat serta dapat mengendalikan emosi.( 1982 : 47-48 ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Kh. Abd. Karim Jamak yang kaya dengan cemoohan dan penghinaan ternyata telah menanamkan prinsip-prinsip sabar kepada para jamaahnya, karena bagi beliau motif kesabaran telah diingatkan oleh Allah SWT, dengan firman-Nya:</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1.3pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 18pt;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٢٠٠)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1.3pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt;"><span lang="EN-GB">“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatanlah kesabaranmu….( QS. Ali Imran : 200 ).</span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Keistemewaan lain Kh. Abd. Karim Jamak, ialah tutur katanya yang tidak menyakiti orang lain, sepanjang pengajian dan dakwah yang beliau jalani, prinsip dakwahnya selalu mengingatkan tentang lisan( perkataan ). Sebagaimana yang sering beliau sampaikan kepada pengikutnya:</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Dekati musuh, mudah-mudahan dia menjadi teman-kawan.</span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Hampiri orang jahil mudah-mudahan dia taubat kepada Allah dan Rasul, tetapi jangan kamu ikut jahil.</span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Masuki masyarakat sehingga kamu memperoleh kebenaran. ( Zulhadi : 28-03-2005 ).</span></span></div><div class="MsoBodyText"><br />
</div><div class="MsoBodyText"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dalam kegiatan dakwahnya banyak pendekatan-pendekatan yang beliau lakukan, tujuannya supaya ajaran Islam dapat diterima oleh lapisan masyarakat, baik dari kelompok awam, intelektual, penguasa dan pengusaha. Tidak ada bedanya kelompok manusia disisi Allah SWT, karena itu dakwahilah semua lapisan dan kelompok tersebut. Dan jangan pula menjadi manusia penjilat, karena disisi manusia sudah kelihatan tidak benar apalagi disisi yang maha kuasa.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dengan melakukan berbagai pendekatan dakwah yang beliau laksanakan tidak sedikit para muallaf yang berhasil beliau bimbing. Inilah salah satu bentuk kemuliaan yang Allah berikan kepada beliau. Sehingga jamaah yang tergabung dalam satu barisan ini menjadi perhatian yang serius bagi kelompok dan organisasi Islam yang lain.</span></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">D. Sebagai Tuan Guru.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Selaku manusia biasa, Kh. Abd. Karim Jamak senantiasa mendalami dan memahami serta mengamalkan ajaran Islam. Aktifitas sehari-hari beliau sebagai guru telah menunjukkan betapa besar harapan dan cita-cita beliau dalam usaha mengembangkan dakwah Islamiahnya. Cita-cita dan harapan itu dirumuskannya didalam satu tujuan yaitu melakukan perubahan dari sikap masyarakat yang kuno, statis dan berlatarbelakang rendah kearah modern, yakni masyarakat yang mengamalkan Islam secara kaffah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Kehati-hatian beliau dalam menyampaikan materi dakwah merupakan satu hal yang selalu diwaspadai. Karena beliau cukup menyadari bahwa bila salah dalam binaan dan bimbingan, maka resiko yang ditanggung bukan saja terhadap manusia melainkan juga kepada Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Keupayaan beliau mengajar jamaahnya kepada pemahaman yang benar seperti yang dituntut Islam jauh dari kesalahan bersih dalam syariah benar dalam akidah yang benar-benar murni dari sumbernya yang asli yakni kitab Allah ( al-Quran ) dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan itu beliau menyatakan “ Antara manusia dan al-Quran tidak dapat dipisahkan, manusia diciptakan untuk ber-al-Quran dan al-Quran dibuat untuk manusia. Al-Quran tanpa manusia tidak ada gunanya dan manusia tanpa al-Quran tidak ada nilainya.”( T.th. Materi Pengajian. 1 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Al-Quran yang merupakan kitab suci ummat Islam yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia. Inilah sumber dan rujukan Kh. Abd. Karim Jamak, dalam mengasuh para pengikutnya. Beliau tidak menginginkan jamaahnya mengupas ajaran Islam yang tidak bersumberkan dari al-Quran. Sebagaimana yang telah dijelaskan Allah SWT :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 1.3pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 18pt;">وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ (٥٥)</span><span dir="LTR" lang="EN-GB" style="font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 1.3pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">“Dan hendaklah kamu sekalian menurut sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepada kamu dari Tuhanmu sebelum datang kepadamu siksa dengan mendadak, padahal kamu sekalian tidak sadar”( QS. Az-Zumar : 55 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Juga dalam ayat-ayat yang lain, seperti surah al-A’raf ayat 3, al-An’am ayat 155, al-Ankabut ayat 51 dan Thaha ayat 10-11.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Dengan ayat ini cukup dipahami, bahwa sesungguhnya al-Quran itu sudah cukup sebagai pedoman tentang segala keperluan manusia, baik tentang lahir maupun bathin. Mulai dari cara manusia bertauhid, cara beribadah dan bergaul sesama manusia dan alam sekitarnya. Oleh sebab itu menurut Kh. Abd. Karim Jamak, “Melihat kepada fitrahnya manusia memerlukan al-Quran, jika manusia meninggalkan al-Quran, berarti keluar dari fitrah berarti sama dengan sampah yang tidak berguna sama sekali”( T.th. Materi Pengajian : 2 )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Berbicara mengenai al-Quran Kh. Abd. Karim Jamak begitu ekstrim mengupas tentang kandungan dan isi dari al-Quran, sehingga pada kesempatan lain beliau menjelaskan kepada jamaahnya, bahwa bukan manusia namanya bila mereka tidak percaya ataupun yakin kepada al-Quran. Jikalau percaya dan yakin dengan al-Quran jadikan pedoman dan sebagai dasar aturan hidup( T.th. Materi Pengajian : 2 ).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">Beliau menekankan bahwa bagian normatif dan tidak bisa diubah dari warisan muslim terdiri dari dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam al-Quran dan Sunnah, dan tidak ada yang lain dari itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Disamping al-Quran yang menjadi pedoman ummat, adalagi sesuatu yang sangat beliau tantang dengan keras terhadap sikap yang menganggap Islam hanya sebagai hubungan pribadi manusia dengan Tuhan atau hanya satu doktrin metafisik atau satu kelompok upacara saja. (<span> </span>Irwan Kulub : 2004, 20-11 ). Sebagai tuan guru Kh. Abd. Karim Jamak mencoba menguak berbagai bidang aspek, perjuangan itu dimaksudkan untuk mengembangkan sayab dakwah Islam, terutama di Kerinci sendiri. Beliau sanggup mendirikan sebuah mesjid dan dilengkapi dengan asrama, bila ada jamaah yang datang dari jauh apalagi yang datang dari luar daerah termasuk dari luar negeri. Disegi ekonomi beliau telah mendirikan berbagai bidang usaha dengan tujuan untuk meningkatkan penghasilan atau pendapatan<span> </span>dengan menyediakan lapangan kerja. Lapangan kerja tersebut bukan pula di khususkan bagi anggota Jam’iyyatul Islamiah saja, tetapi juga masyarakat yang mempunyai keahlian. Ini menunjukkan keprihatinan beliau tentang kebutuhan sesama manusia. Apa jadinya bila ummat mati kelaparan sementara tuan gurunya kekenyangan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Islam baginya merupakan sistem dan akidah mengenai hidup dan kehidupan manusia berdasarkan bukti-bukti nyata. Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang mampu menampung segala kebutuhan hidup manusia, baik bersifat materil maupun spritual, jasmani dan rohani, dunia dan akherat. Oleh sebab itu Islam memerlukan orang-orang yang ikhlas, yang berkemauan keras yang mampu memegang kondisi masa, serta dapat menjelas sejarah keberadaan dan kejayaan Islam.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Melihat kemampuan dan daya gerak Kh. Abd Karim Jamak, beliau tergolong pula kelompok guru yang profesional, meskipun tidak mudah untuk menentukan bahwa seseorang itu dapat dikatakan profesional atau tidak. Sebab menurut Piter Salim profesional itu adalah ahli atau pakar tentang sesuatu.(<span> </span>1997 : 1499 ). Dengan adanya pengertian tentang profesional ini, dengan mudah pula untuk menentukan dimana letak profesionalnya Kh. Abd. Karim Jamak. Bagi penulis, ahli atau pakar tersebut dapat dipisahkan dalam bentuk yang sempit dan bentuk yang luas. Dalam arti sempit<span> </span>mungkin dapat dikatakan bahwa lapangan atau garapan dalam kegiatan dakwahnya hanya melalui mimbar atau dari mesjid ke mesjid. Sedangkan dalam arti yang luas dapat dikatakan, bahwa lapangan dan garapan dakwahnya menerobos berbagai aspek. Kombinasi seperti ini dapat dikatakan bahwa seseorang itu merupakan guru atau da’i yang profesional.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Kh. Abd. Karim Jamak yang tergolong dalam barisan guru dan da’i<span> </span>yang profesional, karena ia tidak saja memberikan dakwah dan pengajiannya dengan berceramah, pidato dan lain-lain. Akan tetapi beliau jauh lebih dari itu, telah menjelaskan bagaimana memahami Islam dengan benar dan mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan keinginan Rasul-Nya. Karenanya beliau senantiasa mengingatkan bahwa Allah lah yang menjadi pelindung, pemelihara dan pemimpin utama kita. Sehingga manusia dapat menghubungkan diri dengan kepribadiannya sebagai pusat ataupun sentral, barulah tercapai hubungan harmonis dengan pelbagai macam individu dan golongan dalam kerangka susunan ummat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Al-Quran telah menjelaskan tentang masalah ini secara umum dalam sekian banyak ayat dan juga Nabi Muhammad SAW telah membicarakannya dalam pelbagai haditsnya, demikian pula terlukis dalam lembaran sejarah para sahabat, akan ditemui contoh-contoh itu dalam kehidupan masyarakat mereka yang baik. Karena itu manusia sebagai hamba dan ikutan Rasul hendaknya mempelajari tingkah laku yang pernah ditunjuki oleh Rasul dan sahabat-sahabat beliau.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Pada pertemuannya dengan jamaah, Kh. Abd. Karim Jamak selalu mengingatkan cara-cara, bagaimana langkah untuk memperkokoh hubungan dengan Allah SWT. Disamping itu beliau juga mengajarkan bagaimana cara supaya ibadah yang dikerjakan dapat diterima oleh Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><span> </span>Bagi beliau cara yang dapat dilakukan agar kita dapat memperkokoh hubungan dengan Allah adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Dengan meyakini bahwa Allah lah Tuhan semesta alam, dan tiada Tuhan selain daripadaNya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Dengan mempelajari al-Quran dan hadits-hadits sahih dengan mendalami isinya dan membacanya berulang kali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Senantiasa zikir, dimana dan kapan saja untuk mendekatkan diri kepada Allah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Menyembah, mematuhi, mengabdi dan mentaati Allah, sebagaimana dalam doa iftitah yang dibaca setiapkali melaksanakan shalat.( T.th. Materi Pengajian. 3 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Sedangkan tentang ibadah agar dapat diterima oleh Allah, menurut beliau dapat dilakukan dengan cara:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB"><span> </span><span> </span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Menjaga agar ibadah yang dikerjakan tidak keluar dari waktu yang telah ditentukan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Menjauhi sikap riya, maksudnya ibadah yang dikerjakan itu bukan karena malu terhadap manusia atau juga supaya disanjung orang.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB">Ikhlas, yaitu ibadah yang dikerjkan itu bukan karena mengharap pemberian dari Tuhan, tetapi ibadah itu dikerjakan dikarenakan semata-mata perintah-Nya.( Audhal Amli : 2004 : 10-09 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Dengan memahami materi pengajian yang diajarkan oleh Kh. Abd. Karim Jamak kepada jamaahnya ini, terlihat kemapanan beliau menterjemah ajaran Islam kepada semua orang. Sungguhpun dipihak lain juga masih ada yang tidak mengakui keunggulan dan kelebihan yang beliau miliki ini. Beliau memang pantas mendapatkan gelar “<i>tuan guru</i>”, dikarenakan oleh keberhasilan beliau membimbing, mendidik serta mempersatukan jamaahnya dalam satu organisasi besar yakni “ <i>Jam’iyyatul Islamiyah</i> “. Di kabupaten Kerinci dapat dikatakan hanya dua kelompok organisasi yang terkemuka dibawah asuhan ulama, yakni Syekh H. Mukhtar Abdul Karim di Ambai yang melahirkan” Jami’atul Ihsaniyah”, yang hari ini masih menjadi ikutan banyak orang, walaupun manajemennya tidak seprofesional Jam’iyyatul Islamiah. Namun demikian Jami’atul Ihasniyah lebih memfokuskan kegiatannya dalam bentuk pendidikan. Sehingga pondok yang didirikan menjadi “Pondok Pesantren Jami’atul Ihsaniyah”. Anggota pengajiannya hanya pada golongan awam yang datang untuk mengaji seperti yang diadakan di surau-surau. Jadi polanya lebih klasik dan statis ketimbang Jami’iyyatul Islamiyah yang dinamis<span> </span>dan aktif, kegiatan pengajian tidak hanya di DPP ( Dewan Pimpinan Pusat ) tetapi juga di Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting. Penceramahnya tidak hanya dari ulama-ulama yang ada dalam Jam’iyyatul Islamiyah, namun juga ulama-ulama luar yang sengaja diundang untuk memberikan pengajian, bentuk pengajian yang diadakan diserahkan kepada ulama dan ustaz yang bersangkutan, sehingga ada dalam bentuk ceramah, seminar dan tanya jawab.</span></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-21951371023228862172011-03-02T16:57:00.000-08:002011-03-02T16:57:10.615-08:00MENTELADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW.<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:ApplyBreakingRules/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: center;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic Transparent"; font-size: 18pt;">وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)</span><b><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB">“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul, Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS.3.144)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Pengenalan.</span></b></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Lima belas abad yang silam, di tanah yang gersang dan kerontang Allah SWT mengutuskan seorang putra yang berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi terhindar dari pengaruh budaya kemusyrikan dan kezhaliman, inilah yang disebut dalam sejarah keturunan bani Hasyim, yang nasabnya sampai ke jenjang nabi Allah Ismail AS. </span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abd.Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan.(HR. Bukhari).</span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Rasulullah SAW juga memiliki nama-nama lain selain Muhammad. Beliau pernah berkata, <i>“Sesungguhnya aku ini memiliki beberapa nama, Aku Muhammad (dipuji), Aku Ahmad (amat terpuji), Aku Mahi (penghapus) yang Tuhan menghapuskan kekafiran dengan usahaku, Aku Hasyir (pengumpul) dimana dikumpulkan manusia dibelakangku dan Aku ‘Aqib (penghabisan)(HR.Bukhari).</i></span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span></span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span><b>B. Nilai-nilai Maulid</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Mungkin perlu diingat kembali, mengapa umat Islam harus memperingati hari-hari besar agama Islam, sementara Rsulullah SAW sendiri tidak pernah memberikan sinyal sedikitpun tentang peringatan tersebut, kecuali dua hari raya, yakni Idul Fitri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Zulhijjah).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Pertama sekali peringatan Maulid pada abad ke 3 Hijriah, kemudian menonjol secara besar-besaran dan akhirnya berkembang keseluruh dunia Islam semenjak abad ke 6 Hijriah atau abad 12 Masehi.<span> </span>Yang mula-mula melakukan peringatan Maulid ialah : Raja Abu Sa’id al-Muzaffar, raja Arbiles Irak dan beliau ipar dari Sultan Salahuddin al-Ayubi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Sebagai generasi muda umat Islam, tentu tujuan dan kegunaan dari perayaan tersebut adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Mengetahui dan memahami Risalah Nabi Muhammad SAW</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Menggali rahasia-rahasia perjuangan Rasulullah SAW, yakni Akidah, Sosial dan Politik.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Menteladani Kepribadian Rasulullah SAW, sebagai; anak (yatim piatu), remaja dan pemuda yang ulet/tangguh/tabah dan sebagai anggota masyarakat, sebagai orang tua yaitu suami dari isterinya dan ayah dari anak-anaknya serta sebagai pemimpin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><h4><span lang="EN-GB">C. Teladan Dari Perjuangan Seorang Rasul</span></h4><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Seorang anak yang sudah ditinggalkan oleh sang Ayah semenjak dalam kandungan. <i>“Dan Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu”.</i> (QS.Ad-Duha : 6) dan belum sempat menikmati masa kanak-kanak yang lebih sempurna, beliaupun ditinggalkan oleh sang Ibu yang sangat disayangi dan dicintai, tepat pada usia beliau yang ke enam (6) tahun, dan kemudian hidup bersama seorang kakek/datuk itupun juga dalam waktu yang sangat singkat, selama dua (2) tahun dan kemudian sang kakekpun meninggalkan cucu yang disayangi dan dicintai,<span> </span>pada gilirannya beliau terpaksa tinggal bersama seorang paman, yaitu Abu Thalib. Beliaulah yang merawat dan mengasuh beliau dengan penuh perhatian sampai wafatnya, yaitu tiga (3) tahun sebelum hijrah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Meskipun perjalanan kehidupan nabi Muhammad SAW begitu memprihatinkan, ternyata di tengah kehidupan yang sangat menyedihkan tersebut, pada diri beliau ditemukan sosok kepimpinan yang berhati mulia dan memiliki moral yang baik, dan sangat berbeda dengan apa yang dirasakan masyarakat sebelumnya, bahkan yang ada dalam benak pemimpin saat itu, bagaimana menjadikan masyarakat terus terjebak ke jalan yang sesat. Penindasan dan pemerkosaan hak hidup sesama manusia yang berkepanjangan dan berterusan. Dalam waktu yang cukup lama penderitaan dan kesensaraan yang dirasakan, hukum rimba yang tidak ada batasannya, yang kuat merajalela menghancur kehidupan yang lemah lainnya, maka saat-saat yang sangat memilukan tersebut, Allah SWT mengutus seorang Rasul yang telah dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sangat mengerti dengan kebutuhan dan kepentingan rakyatnya serta juga memiliki moral dan akhlak yang mulia, beliau tiada lain ialah nabi Muhammad SAW.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span> </span>Tentu tidak mengherankan umat manusia, bila nabi Muhammad SAW menyebutkan dalam sabdanya:</span></div><h2><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arabic Transparent"; font-size: 20pt;">انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق : رواه احمد</span></h2><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">“Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini, adalah untuk merubah akhlak manusia”.(HR.Ahmad). </span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Disaat akhlak yang sudah hancur, prilaku manusia lebih jahat dan buruk dibandingkan dengan binatang, hal-hal yang dilarang oleh Allah tidak lagi dihiraukan, pembunuhan dan pembantaian, serta pemerkosaan hak berlaku hampir setiap saat, budaya ini sudah mendarah daging bagi mereka-mereka yang tidak memiliki perasaan kemanusiaan. Karena itu sikap dan cara yang tercermin daripada beliau dalam membangun kehidupan yang lebih baik adalah dengan cara: <i>mendidik</i> dan <i>mengatasi segala persoalan yang timbul</i>. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: 0cm;"><i><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Cara pertama</span></i><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"> ini, beliau memberikan contoh yang sangat baik sebagai dasar utama yang patut diteladani oleh setiap manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup yang luhur. Caranya dengan menanamkan aqidah tauhid yang melahirkan dan membentuk pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia dan pejuang-pejuang tangguh membela kepentingan Islam. Aqidah tauhidnya mengalir keseluruh jiwa raganya laksana darah yang mengalir yang dengannya ia hidup dan mati.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: 0cm;"><i><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Cara kedua, </span></i><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">beliau mengatasi segala persoalan yang timbul, sebagaimana yang dikemukan oleh Ziaulhaque dalam bukunya”Revelation and revolution in Islam” menjelaskan bahawa ada tiga misi sosial kenabian menurut al-Quran, yakni: <i>menyuarakan kebenaran, berjuang melawan kebathilan dan kezaliman, membangun masyarakat atas dasar persaudaraan, kebajikan, persamaan social, keadilan dan cinta kasih.</i></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: 0cm;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Dengan melihat kewibawaan Rasulullah SAW yang tidak hanya sebagai Rasul akan tetapi juga seorang pemimpin, beliau berhasil memimpin umat, yang meskipun didalamnya berbeda agama dan keyakinan, toleransi yang beliau ajarkan jauh lebih sempurna untuk diteladani, padahal beliau adalah orang yang telah pernah duduk di berbagai perguruan tinggi apalagi universitas, akan tetapi yang mewarnai tatanan kehidupan beliau dirasakan oleh semua orang. Dengan mencermati dan menggali karakteristik kepemimpinan Muhammad SAW, maka salah seorang ilmuan Barat, Stogdill mencoba memberikan persyaratan seorang pemimpin yang baik, antara lain:</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">intelegence (cerdas, cermat, tepat dan memiliki daya mampu)</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">scholarship (berpengetahuan luas karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang banyak)</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">responsibility (mempunyai tanggung jawab)</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">participation ( mampu berperan serta terhadap pelaksanaan setiap keputusan yang diambil)</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">soscio economic status (memiliki status ekonomi yang lumayan baik). </span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Namun sayang tiori ini dikemukakan oleh ilmuan barat yang bukan Islam, sehingga banyak hal yang mesti ditambah, bila ia memimpin suatu masyarakat, bangsa dan negara yang manyoritas muslim, syarat yang pernah ditonjolkan Islam adalah: <i>beriman, keunggulan mental, fisik, , jujur, intelektual dan beramal shaleh.</i> Inilah harapan umat sejagat, melahirkan generasi-generasi yang mampu memimpin<span> </span>manusia yang lain dengan menteledani apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><b><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">D. Penutup</span></b><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Dari sekilas uraian yang dapat diketengahkan dalam makalah ini, perlu kita ambil beberapa hikmah untuk dijadikan pelajaran dan pemahaman:</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 83.25pt; text-indent: -47.25pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Allah SWT telah menghendaki agar Rasulullah tumbuh sebagai seorang anak yatim dan jauh dari pendidikan ayah, ibu dan kakeknya.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 83.25pt; text-indent: -47.25pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Agar para penentang dakwah Islam tidak memiliki alasan untuk menghembuskan keragu-raguan ke dalam hati dan pikiran manusia bahwa ajaran yang disampaikan telah dipersiapkan semenjak ia kecil oleh ayah dan kakek beliau untuk memberinya kedudukan duniawi tertentu. Atau kenabian Muhammad itu telah sengaja dibentuk oleh kakek dan ayahnya sejak kecil untuk menempatkannya sebagai orang yang terpandang dimata manusia. Bila keyatiman itu tidak terjadi pada Rasulullah, niscaya dugaan seperti ini akan sangat beralasan.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 83.25pt; text-indent: -47.25pt;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;">Dibalik tragedi yang menimpa Muhammad SAW tersebut terdapat maksud untuk menjelaskan bahwa Allah telah mempersiapkan hamba dan Rasul-Nya Muhammad sejak dini untuk menerima wahyu dari-Nya.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 0cm;"><br />
</div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-16343213868435134892011-02-28T18:09:00.001-08:002011-02-28T18:09:24.184-08:00Kewajiban Siswa/Murid dalam Pendidikan Islam<div style="text-align: justify;">Keberhasilan proses belajar mengajar, tidak hanya bergantung pada bagaimana guru mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Karena pendidikan berhadapan dengan manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan berjalan dua arah, maka keberhasilan proses juga ditentukan oleh kondisi sikap dan perilaku siswanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya ground rule bagi siswa untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Adapun beberapa kewajiban siswa yang harus diperhatikan saat dia mulai menuntut ilmu disajikan sebagai berikut.<br />
<span id="more-71"></span><br />
1.Sebelum mulai belajar, siswa harus terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, sebab belajar dan mengajar merupakan ibadah. Ibadah tidak sah kecuali dengan hati yang bersih, berhias dengan akhlak yang baik, ikhlas, bertaqwa, rendah hati, dan menjauhi sifat-sifat buruk.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">2.Belajar dimaksudkan untuk mengisi jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan dengan maksud menyombongkan diri, berbangga, dll.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">3.Bersedia untuk mencari ilmu dan meninggalkan keluarga, tempat kelahiran, dan bepergian ke tempat yang jauh sekalipun untuk mendatangi guru.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">4.Tidak terlalu sering menukar guru.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">5.Hendaklah ia menghormati guru dan memuliakannya dan berdaya upaya untuk menyenangkan hati guru dengan cara yang baik.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">6.Tidak merepotkan guru dengan terlalu banyak pertanyaan, jangan meletihkan dia untuk menjawab, tidak berjalan di hadapannya, dan tidak mulai bicara kecuali dengan izinnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">7.Tidak membuka rahasia kepada guru, tidak menipunya, dan sebaliknya tidak pula guru membukakan rahasia, diterima pernyataan maaf guru jika ia bersalah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">8.Bersungguh-sungguh dan tekun belajar untuk memperoleh pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">9.Terjalin jiwa saling mencintai dan menyayangi antara guru dan murid.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">10.Siswa harus terlebih dahulu memberi salam kepada guru.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">11.Siswa mengulangi pelajarannya di waktu senja dan menjelang subuh. Waktu antara Isya dan makan sahur adalah waktu yang penuh barakah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">12.Bertekad belajar sampai akhir usia, tidak meremehkan satu cabang ilmu, tetapi hendaklah menganggap semua cabang ilmu berfaedah.</div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-38466193999056866882011-02-28T18:06:00.001-08:002011-02-28T18:06:42.646-08:00Nilai Mahasisa STAIN Kerinci<ul class="posts"><li><a href="http://studi-center.blogspot.com/2011/02/nilai-msi-prodi-pai-i-c.html">Nilai MSI Prodi PAI I C</a></li>
<li><a href="http://studi-center.blogspot.com/2011/02/nilai-msi-prodi-biologi-i.html">Nilai MSI Prodi Biologi I A</a></li>
<li><a href="http://studi-center.blogspot.com/2011/02/nilai-bhs-arab.html">Nilai MSI Prodi Bhs Arab</a></li>
</ul>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-20407389559402299802011-02-28T17:56:00.000-08:002011-02-28T17:58:14.212-08:00Nilai MSI Prodi PAI I C<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU6Lle-XZHyhBKd09UGdeiBc-_DGK8e0VokrtQav8WndHa8oXLI-Cw3L3ut8pJd00b5eICtsxr6vTUN8UQmGLl8sRo7vuczP672ebipmqm8_IgHMu7KO2XQCibEzIBGm27MQPPo6XQtLI/s1600/3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU6Lle-XZHyhBKd09UGdeiBc-_DGK8e0VokrtQav8WndHa8oXLI-Cw3L3ut8pJd00b5eICtsxr6vTUN8UQmGLl8sRo7vuczP672ebipmqm8_IgHMu7KO2XQCibEzIBGm27MQPPo6XQtLI/s1600/3.JPG" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvCLfBTy4cQBlT0Z2JwoxxWgq3fZJjNjseSlGACsmgW058ZWOsWXNIvHVzfAgzxg3hiAc6efPP9Iayjlewnr8xwipFt7Ow2NDmDV3oLt8EvQhiF81IQlXxGyE8NVs24H1Yw7w99E_SQk0/s1600/3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-78159558574453069332011-02-28T17:51:00.000-08:002011-03-08T18:56:28.313-08:00Nilai MSI Prodi Biologi I A<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9WGxaVV975anUt38uX-sIWDCseH5k9Y52V37UbgWfCn8QuZXF86coWu9MR37rpVrp0OxcFLV5naHXL9boJdHTjZ_810LdPOMd_dibsHOOwASAo08qJ9qMZVUQ6Edid8v811hNhJsHO1c/s1600/untitled1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9WGxaVV975anUt38uX-sIWDCseH5k9Y52V37UbgWfCn8QuZXF86coWu9MR37rpVrp0OxcFLV5naHXL9boJdHTjZ_810LdPOMd_dibsHOOwASAo08qJ9qMZVUQ6Edid8v811hNhJsHO1c/s320/untitled1.JPG" width="226" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ4uWS72qPd6fUQZfNPffYjOBxVAq7ibtLvSM3vlWesJaUYtznOqSWM33luzDY2LLZFiASmG0ul02oMf3NQW5zODlQjARX848WMpLFC88O1axZJRlTt_YoitU3JbMrfNdrUHsGVL5s5hA/s1600/2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpZY8U5D0xaOdWWRqsrlEQN8LZPJ3au-sXmzYh7gLVZvIBEnZpqYZlwijD2rBGqPS9g046-ypvnzQ-UjzkpPRJcG_cIjJFazexs1R9LTuFXHwN68TgSYu_Np5UCbvRVvMIu-URq7xwMEY/s1600/2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-1224397190344677652011-02-28T17:44:00.001-08:002011-03-08T18:40:25.175-08:00Nilai MSI Prodi Bhs Arab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaSTwowViJpBO1y-ZPY8pYbcfg4mOBiivqs6TwvXcZfdlu31Huv7KogDaV00V90JwFHCD50JwQpWzRNoI0bbUi2_NtpbKHXWU8BUgzj1veLpPCdf81ZXU2taCHe3a87wiQcynn6fVfg5Y/s1600/untitled.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaSTwowViJpBO1y-ZPY8pYbcfg4mOBiivqs6TwvXcZfdlu31Huv7KogDaV00V90JwFHCD50JwQpWzRNoI0bbUi2_NtpbKHXWU8BUgzj1veLpPCdf81ZXU2taCHe3a87wiQcynn6fVfg5Y/s1600/untitled.JPG" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8C0hfyWoCrIscmj27n0IJ_EzMe6CUY2LQNeQCbvJI8zyCV6PjA8OZKhgbPmaGHq2YiZ04Hd4GWM78Rcq6EPg_UoKw8E2nPByP97HCqzJM53ilOBbi3N3k7gx84Xyii4NmFSkEcPI3BEY/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil0BKtwgh5OpIcbRr3RVC28ce4cXt1ELuGXItyDpJWWf_78eGyowStk54B9VhO3zreKaL-c7funse_9emQvws6sMtxhjr8FdqMAQlLd_mxljy3E-Np7hx_yE_3nIW3M1MJv-zMdgYV_vk/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-25878957347179455252011-02-03T19:15:00.000-08:002011-02-03T19:15:15.630-08:00VERSI AL QURAN DAN SUNNAH TENTANG METODOLOGI PENGAJARANI. Pendahuluan<br />
<br />
Pendidikan Islam tidaklah sama dengan pendidikan keagamaan sebagaimana yang berkembang sampai saat sekarang ini di negeri kita dan bahkan di kukuhkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU-PN) pada Bab IV pasal 11 ayat 6; “Merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan-penguasaan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan(UUSPN.1989.13)<br />
Karena pendidikan keagamaan semacam itu hanya menekankan pada aspek ritual dan sacral semata, mengabaikan aspek kehidupan lainnya, artinya terpisah dari masalah social, politik, ilmiah bahkan falsafi yang dihadapi dewasa ini, yang sebenarnya juga menjadi bidang garapan pendidikan Islam. atau dengan kata lain pengertian keagamaan tersebut hanya merupakan sebahagian saja dari pelbagai aspek yang terkandung dalam pendidikan Islam. di dalam pendidikan Islam terdapat aspek piker dan zikir serta kreasi yang perpaduan dari ketiganya sangat menentukan bagi laju dan corak kemajuan peradaban manusia, serta kemakmuran dan kesejahteraan seutuhnya.<br />
Untuk mengaplikasikan aspek-aspek tersebut diatas, sebagai usaha dalam pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan manusia seutuhnya, perlu adanya pembinaan dan pengajaran dengan menggunakan metodologi Islami, sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah.<br />
“Maka orang-orang yang percaya kepadanya (Muhammad) dan menegakkan pendiriannya, menyampaikan pertolongan kepadanya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan besertanya mereka ialah orang-orang yang berbahagia”.(QS.Al-A’raf : 157)<br />
“Dan telah Kami turunkan kepada engkau peringatan, supaya engkau terangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan”.(QS. An-Nahal : 44)<br />
“Kitab ini yang telah Kami turunkan kepada engkau (Muhammad) supaya engkau keluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin Tuhan mereka, kepada jalan Tuhan yang gagah serta terpuji”.(QS. Ibrahim : 1).<br />
Sesungguhnya saya manusia,apabila telah saya perintahkan kamu sekalian dengan sesuatu daripada agama kamu,maka kamu ambillah dia dan apabila saya perintahkan kamu sekalian dengan sesuatu dari pendapat pikiran saya,maka sesungguhnya saya ini tidak melainkan manusia biasa.(HR.muslim).<br />
Dalam mengimbangi kemunculan dari berbagai metode yang dihasilkan Barat (non-muslim),tentu masyarakat islam terutama yang berkecimpung dalam dunia pendidikan (education) yang statusnya sebagai pengajar (lecture) perlu merujuk kembali kepada al-quran dan as-sunnh.Karena keduanya merupakan sumber dari metodologi yang berkembang dewasa ini,apakah dalam bentuk sains maupun teknologi modern,yang pasti tidak terlepas dari demensi esensialiti dan eksistemsinya.<br />
<br />
II. Problema pengajaran<br />
<br />
Pada prinsipnya pengajaran islam tidak boleh dilepaskan begitu saja dari formulasi ajaran islam yang tertuang dalam al-qurqn dan as-sunnah.Karena kedua sumber tersebut merupakan pedoman otentik dalam penggalian khazanah keilmuan apapun.Dengan berpijak kepada dua sumber itu diharapkan akan diperolah gambaran yang jelas tentang pengajaran islam.<br />
Fakultas tarbiyah sebagai wahana pengembangan pendidikan dan pengajaran islam,namun dalam al-quran secara leksikologi tidak ditemukan istilah tersebut,tetapi ada istilah yang sehada dengan istilah at-tarbiyah,yaitu;ar-robb,robbayani,nurabbi,ribbiyun,robbani.Sebaliknya dalam hadis nabi dipakai istilah Robbani.Semua fonem tersebut mempunyai konotasi yang berbeda-beda.Apabila istilah at-tarbiyah di identikkan denagn bentuk madli-nya robbayani,sebagaimana yang tertera dalam suarh al isra’ ayat 24 (kama robbayani shogiro) dan bentuk mudhari’ nya nurobbi,dalam surah asy-syu’ara ayat 18 (alam nurobbika finaa waliida), at-tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, mempertumbuhkan, memproduksi dan menjinakkan.(Naqib al-Attas, 1988.66).<br />
Selain dari istilah at-tarbiyah,juga ada istilah lain seperti at-ta’lim (proses transmisi,pemberian pengajarandan pengenalan),at-ta’bid (pengakuan dan pengenalan secara bertahab),dan ar-riyadhoh (pelatih terhadap pribadi individu)<br />
Begitu banyak istilah yang berkaitan dengan pengajaran,tujuan yang hendak dicapai hakikatnya istilah untuk menghadapkan individu ke jalan agama,seperti di jelaskan dalam surah ar Rum ayat 30.”Hadapkanlah wajahmu kepada agama yang suci,yang merupakan “fithrah” Allah yang sesuai dengan kejadian manusia”.lalu persoalan yang muncul dari pelaksanaan pengajaran itu sendiri,yakni sejaumana proses pengajaran yang di terapkan mampu menciptakan insane “haniifa”,karena nilai insani merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta,rasa dan karsa manusia yang tumbuh untuk memenuhi kebutuhan peradaban manusia yang memiliki sifat dinamis temporer,Justru dari keunginan demikian,maka muncul pengertian pendidikan islam,yaitu proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasaan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspek.<br />
Di dunia Barat misalnya,mereka mensosialisasikan istilah “life long education”.Padahal dalam ajaran islam istilah tersebut sudah tertulis dalam al-quran “Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) (QS.al-Hijir .99).Selanjutnya dinyatakan pula oleh Nabi dalam hadisnya “Tuntutlah ilmu itu hingga ke liang lahat”<br />
Dengan demikian,datang berbagai pertanyaan yang menyangkut dengan metodologi pengajaran secara islami,berkisar tentang,kesesuaian metode,system pengajaran,bentuk silabus,siapa pengajar dan siapa pula yang akan diajar . . . . mau kemana (apa tujuannya)<br />
<br />
III. Perbandingan Metodologi Pengajaran<br />
<br />
Metode pendidikan dan pengajaran pendidikan internasional menetapkan paling tidak ada lima metode, yang disebut dengan approach/technique, yaitu:<br />
<br />
1. Leberary material approach/tecnhnque,<br />
2. Audivsual and mass communication approach,<br />
3. Organizational approach,<br />
4. Human relationchip approach,<br />
5. Role-playing technique approach/in group case conference.(Ali Syaifullah.1983.61)<br />
<br />
Di gunakan kata paling dalam kalimat diatas,terdapat kemungkinan sementara pendidikan atau lembaga badan pendidikan yang menggunakan atau memasukkan metode fundamental education atau community dan mass education sebagai approach dalam pendidikan atau pengajarannya.Hal sedemikian itu didasarkan atas kesejajaran tujuan yang akan dicapai dengan penggunaaan approach tersebut dengan pendidikan nasional dan dalam batas tertentu merupakan prasarana dimana diusahakan tercapainya peningkatan standard of life dari masyarakat,bangsa dan Negara yang menjadi sasaran ketiga macam approach diatas,terutama pada bangsa dan Negara yang dapat di kategorikan ke dalam”underdeveloved countries”.<br />
Pada sejarah perkembanagnnya, metode masih sangat sederhana,pengenalannya berkisar tentang, ceramah, diskusi, home visit, mass communication media dan surve social. Dari metode-metode ini dikembangkan menjadi berbagai bentuk metode, yang maksudnya tiada lain ialah untuk memberi kemudahan dalam menerapkan pelbagai masalah dan kajian serta pengajaran.<br />
Di literature ilmu pendidikan, khususnya ilmu pengajaran dapat ditemukan banyak metode mengajar. Namun metode mendidik, selain dari mengajar tidak terlalu banyak dibahas oleh para ahli. Sebab mungkin metode mengajar lebih jelas, tegas, objektif bahkan universal. Sedangkan metode mendidik selain mengajar lebih subjektif, kurang jelas, kurang tegas, lebih bersifat seni daripada sains.<br />
Berbeda dengan pemahaman yang dikemukakan oleh Ahmad Tafsir tentang munculnya istilah metodologi pengajaran. Menurutnya metode pengajaran sebelum ini dikenal dengan metode umum, karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya.(1994.131). Ahmad Tafsir mencoba mengiringi pendekatan pembelajaran kearah metodologi Islami. Hal ini kelihatan pada penyajiannya yang mengutif pendapat Al-Nahlawi, tentang metode pengajaran, yakni:<br />
a. Metode Hiwar (percakapan) Qurani dan Nabawi,<br />
b. Metode Kisah Qurani dan Nabawi,<br />
c. Metode Amtsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi<br />
d. Metode Keteladanan,<br />
e. Metode Pembiasaan,<br />
f. Metode ‘Ibrah (pelajaran) dan Mau’izah (nasehat)<br />
g. Metode Targhib (janji kesenanagan) dan Tarhib (ancaman dosa).<br />
<br />
Metode-metode seperti ini agaknya tidak mendapat tempat bagi pemikir dan ilmuan Barat, karena terlalu kalasik atau sangat sederhana, sementara metode yang dikembangkan oleh Barat acuannya adalah eksperiment and exircise, sedangkan metode Qurani dan Nabawi menanamkan rasa iman, rasa cinta kepada al-Quran, rasa nikmatnya beribadah, rasa hormatnya kepada kedua orang tua dan sebagainya. Hal ini sangat sukar ditempuh dengan cara pendekatan emperis dan logis.<br />
Nabi Muhammad SAW sebagai sumber dari berbagai metode pengajaran, beliaupun dalam pengembangan metode berlandaskan pada tiga prinsip, yakni:<br />
1. Metode Dakwah, Islam tidak akan sampai ke telinga seluruh manusia, jika Rasulullah tidak menyeru mereka kepada Allah dan tidak tabah menghadapi siksaan yang dilemparkan kaum jahiliyah kepadanya,<br />
2. Metode Tingkah laku yang mantap,<br />
3. Metode defense (bertahan).(M.Ibrahim Syaqrah.1991.19-22).<br />
<br />
<br />
IV. Al-Quran dan As-Sunnah Sumber Metode Pengajaran<br />
<br />
“Dengan sebab air hujan, Allah menumbuhkan untukmu tanam-tanaman zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya dalamhal demikian itu terdapat ayat-ayat bagi mereka yang pandai berfikir. Dan Allah memberi kuasa kepadamu untuk menaklukkan siang dan malam, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu di tundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahaminya.(QS. An-Nahal : 11-12).<br />
<br />
Perhatian khusus al-Quran terhadap penggunaan akal(ratio) dan dakwahnya kepada manusia agar mereka mampu mengguna dan memanfaat potensi akal dan pikiran. Berkaitan dengan al-Quran sebagai sumber metode pengajaran, Muhammad Izzah Duruzah menjelaskan bermacam-macam cara:<br />
1. Penggalian Hikmah; seperti adanya larangan judi, meminum minuman keras dan sebagainya….(QS. Al-Maidah ; 90-91). Kemudian tentang Ka’bah dijadikan rumah suci (QS.Al-Maidah : 97),<br />
2. Pengutaran Kisah; cara lain al-Quran mempersiapkan akal manusia untuk berfikir yaitu; mengutarakan kisah-kisah, dimana celah-celahnya diselipkan unsure yang mengandung dorongan kepada akal untuk mengutip ibarat dan pelajaran dari kisah itu (QS. Al-A’raf : 94-96)<br />
3. Pendorong Pemikiran; Al-Quran menjelaskan dan menguraikan peristiwa-peristiwa alam, cercaan, peringatan, perintah, larangan, perundang-undangan dan pelajaran yang diketengahkan dengan maksud untuk mendorong dan membangun pemikiran.<br />
<br />
“Apakah mereka tidak mendalami pengkajian al-Quran ?...dan andai kta al-Quran itu datanganya bukan dari Allah, pasti akan mereka dapati di dalamnya pertentangan-pertentangan banyak” (QS. An-Nisa’ : 82)<br />
<br />
Juga dijelaskan dalam surah-surah lain, QS. Yusuf : 2, Ar-Ra’du :3, Ar-Rum ; 28 dan Shad : 29)<br />
<br />
4. Perbandingan Baik dengan Jahat; Al-Quran juga membangun kesadaran akal dan fikiran yaitu dengan mengemukakan perbandingan antara jahat dengan baik, antara kerusakan dengan kesejahteraan dan akibat-akibatnya dunia dan akherat.<br />
<br />
“Adakah sama orang mati yang Kami hidupkan kembali dan Kami berikan kepadanya cahaya, dengan apa dia berjalan di tengah-tengah manusia seperti dalam gelap gulita yang tidak ada baginya jalan keluar”.(QS.al-An’am : 122).<br />
5. Pencegahan Jumud; al-Quran juga membangun akan dan fikiran yaitu dengan mencela dan mencegah sikap jumud manusia, yang dengan fanatic buta, berpegang dengan ajaran pusaka dan kepercayaan nenek moyang sekalipun fasid dan salah.<br />
<br />
“Dan apabila dikatakan orang kepada mereka; patuhilah Kitab yang telah diturunkan Allah, lantas mereka menjawab; tidak, bahkan kami akan mengikuti ajaran peninggalan nenek moyang kami”.(QS. Al-Baqarah;170, Al-Maidah; 104, Lukman ;21, Zuhruf; 21-25).<br />
<br />
Kemudian Muhammad Ibrahim Syaqrah, menambahakan bahawa dalam Islam juga ada metode reformasi. Menurutnya metode ini adalah metode yang paling baik yang pernah dikenal umat manusia didalam kehidupannya. Sebab metode ini adalah metode Rasulullah SAW yang diajarkan Allah SWT menyangkut semua permasalahan, termasuk tentang akidah, ibadah dan akhlak.(1990. 14). Kita harus tahu bahawa metode reformasi merupakan prinsip murni yang dijadikan landasan oleh para reformis untuk menambal cacat dan kerusakan yang melanda asas-asas dan cabang dari syari’at, akibat dari kebodohan umat Islam sendiri. Dan danfak dari penyesatan yang berusaha memisahkan jiwa dari umat Islam. atau hal ini terjadi karena tumbuhnya umat Islam di dalam lingkungan yang tidak Islami.<br />
Ibnu Khaldun yang merupakan ilmuan muslim terkemuka juga menjabarkan strategi pengajaran, metode dan silabus yang diharapkan.(lihat dalam Muqaddimah). Kemudian muncul pemikira modern yang tulisannya tidak kalah hebat, lebih menekankan metodologi Islam kea rah reformasi, seperti Abu A’la Maududi, Hasan al-Banna, Muhammad Iqbal dan sebagainya. Pada decade ini muncul tulisan yang dipaparkan oleh Muhammad al-Bahy, dalam bukunya “al-Fikrul Islam al-Hadits wa Shirotuhu bil Isti’maril Gharbiyyi” yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Indonesia<br />
Namun suatu hal dan rialitanya, yang patut diakui oleh masyarakat Islam ialah, melemahnya tatanan agama sebagai ajaran mendasar dalam pendidikan, baik dari dimensi metode, kurikulum dan staf pengajar serta orang yang akan diajar/di didik.<br />
Akhir-akhir ini menurut Farhat Umar; “orang sekarang masih memilah antara agama dengan pendidikan umum, padahal tidak demikian. Disamping itu pada pendidikan agama (yang konon orang banyak mengatakan sebagai pendidikan Islam) metode dan kurikulum yang digunakan masih tradional.<br />
Ucapan yang tegas dan lantang muncul pula dari Hasan Sazdili;”Mana ada pendidikan Islam di Indonesia yang berlandaskan pada al-Quran dan al-Hadits. Pendidikan di Indonesia tidak mengacu pada pendidikan Islam, tetapi pendidikan ke Barat-baratan.(Imam Bawani.1991.215)<br />
Walaupun kedua ilmuan diatas sedikit kelihatan pesimis dengan perkembangan dan situasi pendidikan Islam di negeri ini, namun bila kita secara bersama mengembalikan citra pendidikan Islam kepada metodologi yang diajarkan oleh al-Quran dan as-Sunnah, tentu prinsip-prinsip Islam itu dapat tumbuh kembali dengan baik, apakah di institusi umum mahupun agama. Tentu yang lebih awal di reformasikan adalah; managerial, teacher education dan text book development serta educational technology. Dengan perbaikan dimensi-dimensi tersebut, apapun yang diharapkan tentu akan tercapai dan terwujud.<br />
:Demikianlah Kami jadikan kamu suatu ummat yang seimbang, adil dan harmonis, supaya kamu menjadi pengawas bagi manusia dan Rasul menjadi pengawas atas kamu”.(QS.Al-Baqarah. 143).<br />
<br />
V. Penutup<br />
<br />
<br />
Jenis metode yang dijelaskan diatas, akan lebih sempurna bila dilengkapi dengan metodologi pengajaran versi al-Quran dan Sunnah. Metode itu meliputi; metode ta’lim yaitu pengajaran, maksudnya ialah mengajar atau memberi pelajaran kepada pengetahuan dan penyelidikan.(QS. Ar-Rahman. 1-4). Metode tazkir dan tanbih, yakni pengingatan dan penyegaran kembali, seperti dijelaskan dalam al-Quran surat Az-Zariyat ayat 55.”Dan ingatkan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”.<br />
Dengan merujuk kembali kepada al-Quran dan Sunnah, untuk memasyarakatkan kajian-kajian dengan metodologi Islami. Sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Iqbal; Islam yang mencakup prinsip gerak berjalan selaras dengan manusia yang bergerak, di dunia yang selalu berubah, karena Islam sebagai prinsip pelaksanaannya tidak tergantung kepada tempat dan generasi tertentu. \<br />
Rialitas ini, boleh dilihat dari kesuksesan dan keberhasilan Rasulullah SAW, yang bukan hanya bisa dirasakan oleh pengikut beliau, tetapi juga dapat dirasakan dan diakui oleh sarjana-sarjana Barat. Suatu keajaiban bahawa hasil yang gemilang ini bertahan ratusan tahun dan bahkan berabad-abad hingga sekarang ini, keberhasilan dan gemilangan tersebut dicapai tanpa menggunakan banyak metode atau media komunikasi seperti zaman kini.<br />
<br />
<br />
Referensi.<br />
Al-Quran al-Karim dan Terjemahannya.<br />
<br />
Al-Bahiyy, Muhammad, 1986, Al-Fikrul Islam al-Hadits wa Shiratuhu bil Isti’maril Gharbiyyi, terj. Panjimas-Jakarta.<br />
<br />
Ahmad Tafsir, 1994, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Rosadakarya-Bandung, cet.2<br />
<br />
Al-Attas, Naquib, M, 1998, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Mizan-Bandung<br />
<br />
Ali Syaifullah, 1983, Pendidikan Internasional dan Adult Education, Usaha Nasional-Surabaya<br />
<br />
Aqib Suminto, 1985, Problematika Dakwah, Panjimas-Jakarta, cet.2<br />
<br />
Endang Saefuddin Anshari, 1993, Wawasan Islam, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan Ummatnya, Grafindo-Jakarta, cet.4<br />
<br />
Hasan Langgulung, 1992, Asas-Asas Pendidikan Islam, al-Husna-Jakarta, cet.2<br />
<br />
Muhaimin dan Abd. Mujib, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Trigendakarya-Bandung, cet.1<br />
<br />
Imam Bawani dan Isa Anshari, 1991, Cendikiawan Muslim Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Bina Ilmu-Surabaya, cet. 1<br />
<br />
Munawar Chalil, 1991, Kembali Kepada Al-Quran dan As-Sunnah, Bulan Bintang-Jakarta, cet. 7<br />
<br />
Ramayulis, 1990, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia-Jakarta.Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-76848438230197078302011-01-31T16:57:00.000-08:002011-01-31T16:57:44.522-08:00LANGKAH LANGKAH PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGATASI KEKERASAN ( II )Peranan Pndidik/Guru di Semua Lembaga Pendidikan.<br />
<br />
Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah kedua orang tua anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal; pertama karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua juga. <br />
Pengembangan pendidikan Islam bukanlah pekerjaan sederhana, karena memelukan adanya perencanaan secara terpadu dan menyeluruh. Dalam hal ini perencanaan berfungsi membantu memfokuskan pada sasaran, pengalokasian dan kontinuitasnya. Dan sebagai suatu proses berpikir untuk menentukan apa yang akan dicapai, bagaimana mencapainya, siapa yang mengerjakannya dan kapan dilaksanakannya, maka perencanaan juga memerlukan adanya kejelasan terhadap masa depan yang akan dicapai maupun dihadapinya.<br />
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama Islam sebagaimana yang digambarkan diatas, tentu perlu mengadakan konsep pendekatan. Pendekatan yang mesti dilakukan, menurut Malik Fadjar, ialah:<br />
1. Macrocosmis (tinjauan makro), yakni pendidikan dianalisis dalam hubungannya dengan kerangka sosial yang lebih luas.<br />
2. Microcosmis (tinjauan mikro), yakni pendidikan dianalisis sebagai satu kesatuan unit yang hidup dimana terdapat interaksi di dalam dirinya sendiri. <br />
<br />
Dua pendekatan itu saling melengkapi terutama ditengah-tengah masyarakat yang semakin terbuka dan kompleks yang melahirkan interaksi dengan berbagai aspek kehidupan seperti sekarang ini. Dengan tetap bersandar kepada eksistensi keluarga, Ali Syaifullah menegaskan, keluarga sebagai lembaga masyarakat yang pertama dan utama, memerankan peranan yang dan dasar dalam pembinaan sikap positif terhadap hubungan antar manusia. Keluarga adalah lembaga pendidikan peletak dasar pembinaan konsepsi sikap tentang hubungan antara pribadi, golongan, suku, ras maupun bangsa-bangsa kepada anak semenjak usia muda. <br />
Badan lembaga pendidikan sekolah demikian pula hendaknya di mana menggunakan mata pelajaran yang sekarang disebut dan dapat dimasukkan ke dalam kelompok “social study”, semaksimal dan se effektip mungkin dalam pembinaan tata hubungan antara suku, ras dan bangsa.<br />
Seorang pendidik/guru dalam lembaga pendidikan agama dituntut untuk dapat sampai kepada suatu pemahaman Islam yang cukup dan tidak boleh jahil terhadap hukum-hukum ibadah, atau tinjauan Islam secara umum terhadap manusia tentang bagaimana hubungan manusia itu dengan khaliqnya dan sesama makhluk lainnya. Sebab bagaimana seorang pendidik mampu mengajak dan menyeru anak didik kepada suatu hal yang dia sendiri jahil dan tidak paham dengan didikannya. <br />
Seorang pendidik dituntut untuk memiliki wawasan Islam yang aktual, yang diliput dari peristiwa-peristiwa kehidupan secara aktual, sehingga dia akan mengetahui ketimpangan yang ada di masyarakat dimana dia hidup di dalamnya, berbagai aturan dan undang-undang yang berlaku, mazhab apa yang dianut, faktor apa saja yang menggerakkan suatu perjalanan sistem, kegoncangan sistem sosial apa saja yang terjadi.<br />
Oleh sebab itu, para pendidik/guru diharapkan bisa dan dapat mengetahui negerinya yang kecil itu tentang kepincangan-kepincangannya, jenis-jenis taklid yang bercokol, percekcokan dan faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya problema dan problema apa saja yang sedang terjadi dimasyarakat kita.<br />
Dan dari sini juga bisa diambil hikmah bahwa seorang pendidik dan guru pada abad ini harus mempelajari :<br />
1. Kenyataan yang terjadi di dunia Islam. Untuk mengetahui secara ringkas tentang krisis giografis, ekonomi, politik, penyebaran penduduk, sebab-sebab keterbelakangan dan perpecahannya.<br />
2. Kekuatan musuh yang menantang, dalam hal ini tergambar pada tiga faktor musuh yang menakutkan yaitu; Yahudi Internasional, Salib Internasional dan Komunis yang tersebar di berbagai negara.<br />
3. Adanya berbagai jenis anutan politik, seperti Komunis, Materialis, Kapitalis, Demokratis dan Diktator yang berbeda ragam dalam konsep dan pelaksanaannya.<br />
4. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekularisme di dunia Islam. Misalnya liberalisme dan nasionalisme.<br />
5. Firqah-firqah yang saling berpecah-belah. <br />
<br />
Dalam literatur yang ditulis oleh ahli pendidikan Islam, tugas guru/pendidik ternyata bercampur dengan syarat dan sifat guru/pendidik. Ada beberapa pernyataan tentang tugas guru yang dapat disebutkan, yang diambil dari dari penulis muslim tentang syarat dan tugas guru, misalnya Al-Abrasyi :<br />
1. Guru harus mengetahui karakter murid.<br />
2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya<br />
3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang diajarkannya. <br />
<br />
Dengan memperhatikan syarat seorang pendidik yang dikemukakan tersebut, diharapkan para pendidik/guru mampu melaksanakan tugas sebaik-baiknya, demi untuk kelanjutan pendidikan agama Islam, hari ini dan untuk masa yang akan datang.Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-2952974185301914882011-01-28T17:42:00.000-08:002011-01-28T17:42:16.168-08:00LANGKAH LANGKAH PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGATASI KEKERASAN ( I ).Pendekatan Pendidikan Islam Terhadap Masyarakat.<br />
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah tiori. Isi ilmu bumi adalah tiori tentang bumi, dan lain sebagainya, tetapi apakah isi ilmu hanya kumpulan tiori? Secara esensial memang demikian, tetapi secara lenkap isi suatu ilmu bukanlah hanya tiori. Isi lainya ialah penjelasan tentang tiori itu serta kadang-kadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu.<br />
Umat Islam mengakui dan meyakini bahwa kehidupan tidak dapat diserahkan kepada kemampuan akal, atau kepada kemauan manusia, baik manusia secara pribadi ataupun manusia dalam arti keseluruhan manusia. Dalam hal ini pandangan umat Islam bertentangan dengan humanisme yang mengajarkan bahwa akal manusia telah mencukupi untuk mengatur dunia dan kehidupan manusia, karena itu agama tidak diperlukan.<br />
Berangkat dari uraian diatas, seorang ilmuan muslim dari India wahiduddin Khan, mengemukakan bahwa fakta-fakta yang dalam dunia ilmu disebut fakta-fakta observed, pada kenyataannya bukan fakta-fakta yang benar-benar telah di observasi. Akan tetapi merupakan tafsiran-tafsiran dari beberapa observasi. Sebab observasi dan pengamatan manusia tidak dapat disebut sempurna. Oleh karena itu, semua tafsiran ini disebut sekundair (tambahan), yang mungkin dapat berubah melalui perkembangan pengamatan. <br />
Demikian pula halnya dengan pendekatan pendidikan agama Islam kepada masyarakat, mungkin selama ini pendidikan agama hanya dikenal umat Islam di sekolah formal. Akan tetapi lahan pendidikan agama sangat luas dan terbuka. Namun mungkin cara ataupun sistem penerapan secara operasionalnya perlu mendapat perhatian. Sebagai anggota masyarakatpun mereka mesti sadar bahwa perlunya mereka mendapat bimbingan pendidikan yang bisa membuat mereka dapat melakukan berbagai pendekatan yang tidak hanya kepada Allah akan tetapi juga kerukunan hidup bermasyarakat.<br />
Perlu disadari bahwa apapun bentuk aktivitas seorang muslim yang berbau kegiatan keagamaan, itu merupakan upaya pendekatan dalam memahami Islam sebagai agama yang mereka yakini, tentu kegiatan yang lebih akrab dilaksanakan adalah, pengajian Majlis Taklim, pengajian antara Magrib dengan Isya dan pengajian antar RT di tempat mereka tinggal. Namun dalam pengajian tersebut, sangat minim diadakan dialog atau tanya jawab, sehingga komunikasi yang dilakukan hanya bersifat satu arah atau disebut juga komunikasi yang fasif. Karena masyarakat hanya mendengar dan menerima apa yang disampaikan oleh ustaz, ataupun buya. Padahal dalam pengajian tersebut lebih bagus dan lebih baik di adakan tanya jawab, sehingga setiap ada persoalan yang dinilai sensitif oleh umat Islam cepat dipahami. Umpamanya dengan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh gerakan terorisme. <br />
Sebagai anggota masyarakat yang memahami ajaran Islam, tentu tidak mudah menerima paham teroris, sebagai salah satu ajaran Islam yang disebut dengan jihad. Karena antara jihad dan terorisme memiliki pengertian yang sangat berbeda. Terorisme yang kegiatannya dipropakasi oleh ketidak senangan individu yang kemudian mereka hidup berkelompok melakukan ancaman dengan maksud untuk mencapai sasaran yang mereka inginkan. Sedangkan jihad merupakan sebauah ajaran yang sangat tinggi dan mulia kedudukan dalam Islam.<br />
Adanya penyelewengan dalam memahami agama, juga berdanfak negatif bagi para penganutnya. Yang pada akhirnya membuat ia lari dari keyakinan tersebut. Hal itu dikarenakan ia tidak menemukan apa yang ia cari, dan apa yang harus diperbuat. Karenanya manusia bisa saja tidak beragama, yang di sebabkan oleh :<br />
1. Rasa agama yang ada pada diri manusia itu tidak dibina atau dikembangkan.<br />
2. Terjadi penyelewengan karena proses sejarah.<br />
3. Menutup kebenaran karena faktor-faktor tertentu.<br />
4. Ragu tengah berpikir.<br />
5. Karena lingkungan.<br />
6. Karena ulah orang-orang yang beragama sendiri. <br />
<br />
Pada diri manusia itu ada beberapa rasa, salah satu diantaranya ialah rasa agama. Rasa-rasa tersebut pada mulanya hanyalah merupakan potensi-potensi saja. Mereka baru akan menampakkan diri apabila sudah dibina atau dikembangkan dengan baik. Pembinaan atau pengembangannya itu dilakukan dengan pendidikan. Buya Hamka dalam bukunya “ Pelajaran Agama Islam” mengatakan: setelah kita tinjau perkembangan hidup manusia dan perkembangan caranya berpikir, sejak dari zaman sangat sederhana (primitif) sampai dia meningkat bermasyarakat, nyatalah sudah bahwa pokok asli pendapatnya ialah tentang adanya yang Maha Kuasa dan Maha Gaib. Ini perasaan yang semurni-murninya dalam jiwa manusia. <br />
Oleh sebab itu, potensi manusia yang lengkap memerlukan pengelolaan yang sungguh-sungguh dengan mengembangkan proses perenungan dan penghayatan yang melahirkan kesadaran akan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang mulia dan eksistensi Allah sebagai Tuhan Zat Yang Maha Kuasa. Pengingkaran, pengabaian, dan penyalasgunaan potensi kemanusiaan menjatuhkan martabat manusia ke lembah kehinaan.Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-40906418193709496992011-01-26T20:21:00.000-08:002011-01-26T20:21:14.861-08:00MENDEWASAKAN UMAT DENGAN ILMU BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADISTA. Pentingnya Ilmu.<br />
<br />
Salah seorang ilmuan Barat, Karl Pearson mengemukakan bahwa, ilmu pengetahuan adalah sekalian kegiatan yang progresif, yang dilakukan orang menurut metode tertentu, dengan maksud hendak mencapai keterangan yang lengkap tentang alam semesta dan yang melukiskan lapangan yang seluas-luasnya dengan kata yang sedikit-dikitnya.<br />
<br />
Islam yang merupakan ajaran agama yang sempurna, kemampuannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya, yakni; Islam, iman dan ihksan. Ketiga inti ajaran Islam itu terintegrasi dalam sebuah system ajaran yang lebih dikenal dengan Dinul Islam. Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.<br />
<br />
Peran ilmu dalam Islam adalah bagaimana membuka wawasan (minda) umat yang terkongkong oleh satu dogma, tanpa didasari oleh Pengetahuan yang benar. Karena ajaran Islam tidak akan dapat diserap tanpa perjuangan dan usaha untuk mendalami melalui petunjuk yang jelas dari al-Quran dan hadits. Surga yang dijanjikan oleh Allah untuk hamba-hambanya juga di dapat dengan jalan yang benar dan ilmu yang benar.<br />
Sabda Nabi Muhammad SAW:<br />
<br />
عَنِ اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ اَلصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى اَلْبِرِّ وَإِنَّ اَلْبِرَّ يَهْدِي إِلَى اَلْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى اَلصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اَللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ اَلْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى اَلْفُجُورِ وَإِنَّ اَلْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى اَلنَّارِ وَمَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى اَلْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اَللَّهِ كَذَّابًا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه<br />
<br />
“Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah kalian selalu melakukan kebenaran karena kebenaran akan menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat benar dan bersungguh dengan kebenaran ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Jauhkanlah dirimu dari bohong karena bohong akan menuntun kepada kedurhakaan dan durhaka itu menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu bohong dan bersungguh-sungguh dengan kebohongan ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat pembohong." Muttafaq Alaihi. “<br />
Ilmu pengetahuan adalah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami:<br />
a. kenyataan alam semesta,<br />
b. struktur alam semesta,<br />
c. hukum yang berlaku di alam semesta.<br />
Kemudian dengan metode tertentu maka pemahamannya termaksud di-sistema-kan. Karena itu, ilmu pengetahuan pada garis besarnya terbagai atas tiga bagian, yaitu:<br />
(1) Natural Sciences, (ilmu-ilmu kealaman), terdiri dari; a) Kimia, b) Fisika, c) Matematika, d)Biologi, e) Antropologi-Fisik, f) Astronomi, dls.<br />
(2) Social Sciences, (ilmu-ilmu kemasyarakatan), terdiri dari; a) Sosiologi, b) Antropologi Budaya/Sosial, c) Psikologi Sosial, d) Ilmu Bumi Sosial, e) Ilmu Hukum, f) Ilmu Sejarah, g) Ilmu Ekonomi, h) Ilmu Publisistik-Jurnalistik, dls<br />
(3) Humaniora, Humanities Studies, (ilmu-ilmu kemanusiaan), terdiri dari; a) Ilmu Jiwa Umum, b) Ilmu Filsafat, c) Ilmu Agama, d) Ilmu Bahasa, e) Ilmu Kesenian, dls.<br />
Dari paparan diatas, jelas bahwa banyak sekali tugas umat Islam untuk memahami apa yang belum ketahui, meskipun ilmu tersebut tidak harus diperoleh di sekolah/kampus, yang penting umat Islam tetap mengedepankan agar umatnya tidak ketinggalam dengan yang lain.<br />
<br />
B. Islam dan Kewajiban Berilmu.<br />
Kebanyakan manusia lebih cendrung menerima apa yang telah ada, apakah dalam bentuk amal maupun dalam ibadah. Mereka beranggapan apa yang selama ini dikerjakan merupakan titipan orang-orang terdahulu, yang tidak mungkin salah. Kesimpulan yang sedemikian ini ternyata menjebak umat Islam sendiri melakukan kesalahan, disebabkan oleh mereka tidak siap memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.<br />
Seakan agama ini lebih mengutamakan ajaran perasaan ketimbang wahyu Allah. Padahal ajaran Islam adalah ajaran yang mempunyai pedoman dan petunjuk yang jelas, ia bukan karya manusia melainkan ajaran langit yang diwahyu Allah pada Nabi-Nya Muhammad SAW. Sehingga Nabi sendiri menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat lengkap dan sempurna, sebagaimana dalam sabda beliau:<br />
<br />
َوَعَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ صلى الله عليه وسلم<br />
( اَلدِّينُ اَلنَّصِيحَةُ ثَلَاثًا قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اَللَّهِ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ اَلْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ<br />
Dari Tamim al-Daary Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Agama adalah petunjuk (bagi manusia)" -Beliau mengulangi tiga kali-. Kami bertanya: Untuk siapa wahai Rasulullah؟. Beliau bersabda: "(Petunjuk manusia) untuk berbuat baik kepada Allah Kitab-Nya Rasul-Nya para pemimpin kaum muslimin dan kepada umat islam pada umumnya." Riwayat Muslim<br />
Kesulitan dakwah hari ini adalah, mendakwahi manusia yang masih tetap mempertahankan budaya/tradisi yang sudah mendarah daging dan melekat dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Walaupun dia juga seorang muslim. <br />
Peristiwa seperti ini, juga yang pernah dialami Rasulullah SAW ketika meyakinkan Islam sebagai agama tauhid pada kaum Bani Khaza’ah. Kelompok manyoritas yang pernah berkuasa atas ka’bah selama lebih kurang 300 tahun. Dan ada juga yang mengatakan sampai 500 tahun. Karena kekuasaan itu tidak dilandasi dengan ilmu yang benar, maka mereka pula yang pertama kali menaruh berhala-berhala di Ka’bah, dan menjadi kaum penyembah berhala pertama di Hijaz, yang di motori oleh pemimpin mereka Amru ibn Luhay.Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-7079954598457229642011-01-26T20:12:00.000-08:002011-01-26T20:12:23.009-08:00STRATEGI AJARAN KH. ABD. KARIM JAMAK DI KABUPATEN KERINCI<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Angsana New";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:16777219 0 0 0 65537 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:14.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Angsana New";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1535119483;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1256424730 -1590916500 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-54.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:right;
margin-left:144.0pt;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:180.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:180.0pt;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:216.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:216.0pt;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:252.0pt;
mso-level-number-position:right;
margin-left:252.0pt;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:288.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:288.0pt;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:324.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:324.0pt;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:360.0pt;
mso-level-number-position:right;
margin-left:360.0pt;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kh. Abd. Karim Jamak merupakan seorang pendakwah dan juga pemikir Islam moderat di Kerinci. Beliau dikenal dengan sikap keterbukaan dalam mengetengahkan Islam sebagai agama <i>hanif </i> dan <i>kaffah</i>, yang mesti dianut, di yakini oleh semua manusia yang hidup di bumi Allah ini, tanpa membezakan warna kulit, suku dan bangsa.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Beliau di lahirkan di desa Tanjung Rawang, Kecamatan Hamparan Rawang, Kabupaten Kerinci pada tahun 1906 M, bersesuaian dengan 12 Rabiul Awal 1326 H, dari pasangan kedua orang tuanya Tenku H. Muhammad Jumat dan Hj. Sa’minah binti Muhammad. Beliau adalah anak pertama/sulung dari 8 (lapan) orang bersaudara. Karena beliau anak yang tertua, maka beliau lebih akrab di panggil <i>Woo </i>(dalam bahasa Kerinci untuk anak sulung)., sebelum beliau duduk di Sekolah Rakyat (SR). beliau sudah di didik dalam sebuah keluarga yang ta’at beragama dengan ilmu fardu ‘ain dan adab-adab Islam, Karim Jamak banyak belajar dan menimba ilmu-ilmu agama, seperti ilmu fiqh, ilmu tauhid dan tasawuf serta ibadah. Selain dari ayah dan ibu, beliau turut pula di asuh oleh datuknya Kh. Muhammad Thaib, serta Kh. Kari Ahmad (paman dari ibunya), beliau juga pernah belajar pada Syekh Muhammad Khatib Khadi, Hakim Kabupaten Kerinci yang merupakan Kakek beliau sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam “Ikhtisar tentang Buya Kh. Abd. Karim Jamak” diketahui bahwa beliau boleh dikatakan sosok ulama yang tekun mempunyai azam yang tinggi, dengan berbekalkan pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan dibantu oleh kedua orang datuk dan kakeknya. Didikan telah meninggalkan manfaat yang mendalam bagi jiwa dan pemikirannya untuk hidup sebagai seorang pejuang yang gigih dan cekatan. Kecerdasan dan bakat kepimpinannya terlihat sejak usianya masih belasan tahun.(1994 : 3).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di usia 15 tahun potensi yang dimiliki oleh Kh. Abd. Karim Jamak ternyata sangat nampak sekali, ini terbukti bahawa beliau telah diberi kepercayaan untuk menyumbangkan ilmu beliau pada masyarakat, sebagai tenaga pengajar pada mushalla-mushalla dengan pelajaran akidah dan tadarrus al-Quran. Ksungguhan serta kegigihan yang Karim Jamak miliki pada usia yang 20 tahun oleh pemuka adapt dan empat jenis beliau dipercayakan memangku jawatan yang bergelar yakni “Timah Daharo Tonggak Negeri Tiang Agama” gelar ini beliau sandang sampai akhir hayat beliau (1994 : 1).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kegiatan dalam mendidik dan membimbing anak asuhannya, serta harapan dan cita-cita beliau untuk menjadikan <i>Jam’iyatul Islamiyah </i>dikenal dan bahkan menjadi ikutan orang ramai dapat tercapai. Paling tidak semasa hidup beliau telah mampu membuka cawangan Jam’iyatul Islamiyah di beberapa tempat di Nusantara. Termasuk di Malaysia, Singapor, Berunae Darussalam, Thailand, Madinah, Jeddah dan negeri Eropa lainnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karim Jamak bagi pengikutnya merupakan pejuang Islam, beliau mempunyai kharismatik yang tinggi dalam mengembangkan ajarannya. Bagi pengikut beliau, ia merupakan ulama yang berpenampilan sederhana, tetapi menyimpan berbagai disiplin ilmu yang dapat diteladani, apalagi dengan <i>qaramah </i>dan kepiawaian yang beliau miliki, seperti <i>cincin, tongkat dan keris</i>,ketiga benda tersebut sangat misteri yang menyimpan berbagai keajaiban, sehingga bagi siapa yang pernah minum dengan celupan cincin beliau seseorang tersebut tanpa sadar, merasa ingin selalu dekat dengan beliau, cinta dan sayang. Konon cerita yang berkembang di tengah masyarakat, banyak orang yang mengistiharkan diri untuk menjadi muridnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Satu lagi yangmembuat Kh. Abd. Karim Jamak dikenali oleh masyarakat luas, karena keberhasilan beliau menghimpun jamaah dalam satu kumpulan iaitu <i>“jam’iyatul Islamiyah”(Jm)</i>. Oleh masyarakat kerinci yang anti dengan ajaran KH. Abd. Karim Jamak, memberi sebutan sebagai <i>“jamaah masjid hijau”,</i> yang dikarenakan mesjid yang didirikan berbeda corak dengan mesjid-mesjid yang ada di kabupaten kerinci. Dan ada juga yang mengatakan <i>“jamaah jembatan serong”</i>, karena letak atau lokasi menuju mesjid tersebut bertepatan dengan persimpangan jembatan/menyerong bila mau menuju mesjid Kh. Abd. Karim Jamak.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di mesjid inilah Kh. Abd. Karim Jamak mengembangkan ajarannya, dan jamaah atau murid-murid yang dating belajar bukan hanya dari Kabupaten Kerinci, bahkan datang dari berbagai daerah di nuasantara. Mereka bukan pula hanya dari kalangan masyarakat awam, tetapi juga dari kalangan cendikiawan dan intelektual.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Hal ini membuktikan bahwa pengaruh ajaran yang dikembangkan sangat memberi mamfaat dan berkesan bagi pengikut-pengikut nya. Justru karena itu tidaklah mengherankan bila murid dan jamaahnya memberikan apa saja untuk keperluan dan kebutuhan tuan gurunya secara suka rela<i>(ikhlas)</i> dan ada pula yang menitip anak isteri kepada tuan guru bila mereka akan pergi merantau, perasaan curiga dan cemburu serta khawatir terhadap tuan guru bagi pengikutnya tidak ada sama sekali.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Oleh pemerintah khususnya Kerinci, ajaran Kh. Abd. Karim Jamak pernah dilarang sesuai dengan keputusan mahkamah dan pengadilan agama, serta hasil fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jambi tahun 2001. larangan ajaran tersebut dikarenakan oleh ajaran yang dikembangkan Kh. Abd. Karim Jamak menyalahi dan bertentangan dengan syari’at islam. salah satu bentuk ajaran beliau yang sesat dimata masyarakat bila murid dapat bersalaman dengan tuan guru 7 (tujuh kali) maka nilainya sama dengan <i>satu kali naik haji</i>.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam ajaran beliau yang lain adalah tentang kewujudan nabi Muhammad Saw. Menurut Kh. Abd. Karim Jamak, Muhammad ada dua:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Muhammad bin Abdullah ( Nabiyyil Ummi) telah meninggal dunia dan kuburannya ada di madinah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Muhammad ‘Abdi Rasulullah yang tidak laki-laki dan bukan perempuan tidak binasa dan ada makamnya di ka’bah. (1996 : 143)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ada perbedaan nyata antara seorang yang namanya manusia dengan kerasulan, alasan Kh. Abd. Karim Jamak tidak terlepas dengan firman Allah SWT dalam kitab suci al-Quran. “<i>Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu “(QS.al-ahzab : 40)</i><span lang="TH" style="font-family: "Angsana New";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pemikiran beliau tentang Nabi, memang dianggap aneh dan menyesatkan, seakan-akan pemikiran beliau dianggap inkar sunnah, tetapi didalam tuntunan pengajian yang diberikan kepada pengikut dan jamaahnya, malah beliau sangat serius menjelaskan betapa penting meyakini keberadaan nabi, hal tersebut dapat dilihat dalam khutbah beliau tentang “Haluan Orang Muslim”, pada bagian haluan kepada nabi, beliau menjelaskan ada empat haluan: <i>pertama</i>, Kasih akan segala Rasul, <i>kedua</i>, Mengikut segala perkataan Rasul, <i>ketiga</i>, Menjauhi segala yang dilarang Rasul dan <i>keempat</i>, Membaca selawat.(T.th : 8).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Walaupun ajaran ini pernah dilarang, bahkan yang baru terjadi di Sumatra Barat, masyarakat sampai menyegel pendirian mesjid, jam’iyyatul Islamiyah, namun sampai hari ini aktivitas Jam’iyyatul Islamiyah tetap berjalan seperti biasa, bahkan dengan sikap masyarakat yang terlalu anarkis menilai keberadaan Jam’iyyatul Islamiyah (Jm), membuat anggotanya semakin hari semakin bertambah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Apalagi ketika dating musim haji, mereka melaksanakan pertemuan besar-besaran, dimana semua jamaah dari ranting, cabang, daerah dan pusat berhimpun di mesjid induk yang letaknya di Kabupaten Kerinci. Kesempatan yang baik ini pula para jamaah melaksanakan sunnah ibadah qurban, yang setiap tahunnya tidak kurang dari 20 ekor sapi korban di mesjid ini. Belum lagi ditempat cabang, daerah dan wilayah yang lain yang tidak sempat hadir di mesjid induk tersebut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ketenaran Kh. Abd. Karim Jamak di Kabupaten Kerinci tidak hanya sebagai tuan guru, yang semata-mata memberi pengajian dan berdakwah, namun beliau juga di kenali sebagai pengusaha yang sukses dan berhasi, hal ini terbukti dari adanya kios minyak (SPBU) dan bengkel Bratasena, serta beberapa hektar tanah perkebunan,. Tentu dengan kemapanan ekonomi dan pasilitas hidup yang sangat memadai tersebut, menjadikan kegiatan dakwah beliau tidak terhambat.<o:p></o:p></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Karena itulah beliau wafat (meninggal) dunia pada tanggal 28 April 1996 M, membuat pengikutnya gempar dan tidak percaya bahwa tuan gurunya telah meninggal dunia. Sehingga disaat upacara pemakaman jenazah beliau hadir ribuan pengikutnya, dari berbagai penjuru tanah air dan luar negeri berkumpul di mesjid beliau. Pengikut nya mengiringi pemergian beliau dengan perarakan yang besar-besaran, suatu hal yang belum pernah terjadi di Kbupaten Kerinci, bila seorang ulama yang meninggal dunia yang diiringi dengan banyak jamaahnya</span>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-49920243032122300242011-01-12T19:34:00.000-08:002011-01-28T19:18:21.780-08:00Danfak At-Tabarrut Dalam Kehidupan Manusiawi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdYFM1E_C61yToZa9vmV-vo6SnIyYJyWD2reDg7NMBNCPOfjM4reIAyktM2w_6uGBBdzegQkL6OJjB_Kn-Wq5Bd37wjVsH9HY_W_g4cJPmKkLg05G4O2H7GtOyeg56Lqizk5tkftYYJbw/s1600/_+9481_4R_Nurul_1690.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdYFM1E_C61yToZa9vmV-vo6SnIyYJyWD2reDg7NMBNCPOfjM4reIAyktM2w_6uGBBdzegQkL6OJjB_Kn-Wq5Bd37wjVsH9HY_W_g4cJPmKkLg05G4O2H7GtOyeg56Lqizk5tkftYYJbw/s200/_+9481_4R_Nurul_1690.jpg" width="135" /></a></div><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Angsana New";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:16777219 0 0 0 65537 0;}
@font-face
{font-family:HQPB1;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB2;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB4;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB5;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"\(normal text\)";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-alt:"Angsana New";
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:14.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Angsana New";}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:11.5pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Angsana New";}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
mso-ansi-font-size:16.0pt;
mso-bidi-font-size:16.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
vertical-align:super;}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:174930598;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:766521004 67698709 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:180.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:216.0pt;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:252.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:288.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:324.0pt;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Abstrak.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <i>Sesungguhnya, nafsu syahwat itu tidur, yang tidak akanbangun jika tidak dibangunkan dan tidak akan beraksi jika tidak ada aksi. Oleh karena itu, seorang perempuan yang bertabarruj laksana mengobarkan percikan api dan dengan perbuatannya itu dia telah melumuri dirinya dengan dosa, karena kecantikan yang dia obral telah memperdaya manusia dan menimbulkan bencana serta keruksakan yang sangat parah.<o:p></o:p></i></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span dir="LTR" lang="TH" style="font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><br />
</span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"></span></i><i><span dir="LTR" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"></span></i><span dir="RTL"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Ahzab; 59)</i><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengenalan<o:p></o:p></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Secara etimologi, tabarruj adalah penampakan diri <i>(dhuhur),</i> yakni bersolek atau berhias mempercantik diri yang dilakukan oleh kaum perempuan dan memamerkan kecantikannya atau keelokan wajahnya serta keindahan postur tubuhnya, sehingga menimbulankandaya tarik lawan jenis dan fitnah bagi keduanya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Secatra terminilogiis ajaran Islam, tabarruj adalah penampakan perhiasan, aurat, dan keindahan tubuh selain kepada suaminya. Imam Bukhari r.a, mendefinisikan tabarruj dengan ; dengan memperlihatkan kecantikan atau keindahan diri seorang wanita<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2077483201636720428#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 16pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 16pt;">[1]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sepertinya, akhir-akhir ini dosa-dosa dan kemungkaran terlihat dan terdedah di mata umat, ia mengepung diri muslim dari berbagai penjuru, tetapi kebanyakan kita mendiamkan diri dan lebih banyak memilih sebagai penonton, dengan alasan yang irasional dari aspek-aspek penting yang perlu mendapat perhatian kita semua, (muslimin dan muslimat).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pendedahan aurat(at-tabarruj), yang dikenal juga dengan usaha mempromosi diri secara sengaja, yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, justru menjadi persoalan besar bagi Islam, karena ia bukan saja merupakan sebuah tindakan yang dapat ,menimbulkan dosa, akan tetapi juga berdanfak buruk bagi seseorang. Dengan memperhatikan beberapa gejala kejahatan dan kemungkaran yang timbul akibat dari pendedahan aurat tersebut, maka tidak sedikit pertanyaan yang muncul, seperti apakah konsep Islam tentang pakaian perempuan? Apa saja batas-batas aurat dan bagaimana Islam mendidik umat supaya mereka mampu menerapkan pakaian yang Islami tersebut?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Disini penulis mencoba menjelaskan, beberapa pokok penting yang berkaitan dengan pakaian, baik laki-laki maupun perempuan dalam kacamata Islam. Selain itu juga apa yang melatar belakangi umat Islam terjebak mengikuti atau meniru pakaian-pakaian yang di promosikan oleh kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan ajaran Islam tersebut.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn1"><div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2077483201636720428#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 16pt;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 16pt;">[1]</span></span></span></span></a>Nikmat Shidqy, 1415 H, Pamer Aurat, Kuala Lumpur, penerbit Kalam Ilham, cet.1, h.26 </div></div></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2077483201636720428.post-49438851012891148302011-01-09T18:43:00.000-08:002011-01-09T18:43:50.583-08:00Ilmu pendidikan Islam<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Angsana New";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:16777219 0 0 0 65537 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Angsana New";
mso-ansi-language:EN-GB;}
p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText
{margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:45.0pt;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Angsana New";
mso-ansi-language:EN-GB;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-GB">Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah tiori. Isi ilmu bumi adalah tiori tentang bumi, dan lain sebagainya, tetapi apakah isi ilmu hanya kumpulan tiori? Secara esensial memang demikian, tetapi secara lenkap isi suatu ilmu bukanlah hanya tiori. Isi lainya ialah penjelasan tentang teori itu serta kadang-kadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu.</span></div>Ahmad Zuhdi, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/16291291796323035734noreply@blogger.com0